Kumbanews.com – Ratusan massa menggelar aksi damai 22 Mei di depan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Rabu (22/5). Massa menolak hasil Pemilu 2019.
Dalam aksi itu, massa menuntut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin didiskualifikasi. Mereka menilai kemenangan pasangan 01 penuh dengan kecurangan. Selain itu massa juga meminta agar segera dilakukan investigasi atas kematian penyelenggara Pemilu yang mencapai ratusan orang.
“Kami juga meninta segera adili bagi aparat yang telah berlaku brutal kepada rakyat,” ujar Kordinator Aksi Moktar Daeng Lau dalam aksi 22 Mei di Makassar, Rabu (22/5).
Aksi damai tersebut mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Ada sekitar 1.300 personil yang di tururunkan. “Khusus aksi di Monumen Mandala, sebanyak 1.300 personel kepolisian dikerahkan untuk mengawal aksi ini,” ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Dwi Ariwibowo.
Menurut dia, pihaknya bakal melakukan kegiatan pengawalan secara persuasif kepada massa aksi. Mengenai kegaduhan yang dikhawatirkan akan muncul saat aksi, ia mengatakan bakal menanganinya sesuai SOP yang berlaku.
“Tapi untuk saat ini saya akan melakukan pengamanan secara persuasif karena masyarakat Makassar patuh dan taat atas aturan dan patuh terhadap hukum sopan dan santun. Itulah masyarakat Makassar,” katanya.
Dwi memastikan usai penetapan rekapitulasi hasil Pemilu 2019 oleh KPU, Kota Makassar masih dalam situasi kondusif dan aman. “Kami harap unjuk rasa ini berakhir dengan damai dan tertib,” ucapnya. (*)