Dinas Perpustakaan Sulsel Gelar Bedah Buku, ‘Pancasila Ideologi Tengah Tanpa Oposisi’

Kumbanews.com –  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan Seminar dan Bedah Buku di Lariz Wtree Hotel Jl. Lagaligo Makassar, Kamis 27 September 2018.

Buku yang dibedah kali ini berjudul ”Pancasila, Ideologi Tengah Tanpa Oposisi” yang ditulis oleh Prof. Dr. Anwar Arifin.

Bacaan Lainnya

Kegiatan seminar dan bedah buku yang dibuka Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sulsel, Moh. Hasan, SH, MH ini dihadiri beberapa orang profesor, doktor.

Selain dari akademisi, hadir pula dari kalangan birokrasi, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, pengiat literasi, pustakawan serta sejumlah komponen masyarakat lainnya.

Tampil sebagai narasumber, penulis buku Prof. Dr. Anwar Arifin, sementara pembahasnya adalah Prof. Dr. Andi Pangerang Moenta, HM, Prof. Dr. Juanda Nawawi, M.Si dan Kadis DPK Sulsel, Moh. Hasan, SH. MH, dipandu moderator Dr. Muh. Iqbal Sultan, M.Si.

Kegiatan bedah buku ini menurut Kadis Hasan dalam sambutannya, merupakan salah satu program andalan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel.

“Yang membuat saya bangga saat ini, karena buku yang dibedah hari ini adalah buku guru saya, Prof. Anwar Arifin” ujar Hasan.

Menurutnya, pada tahun ini pelaksanaan seminar dan bedah buku ditargetkan delapan kali, dan bedah buku kali ini adalah yang ketujuh.

“Kita berharap tahun depan pelaksanaannya dapat ditingkatkan, paling kurang sampai 15 kali dalam setahun,” jelas Hasan, sembari menegaskan program ini sangat penting dan sejalan dengan keinginan Bapak Gubernur Sulsel untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Sulawesi Selatan.

Pada kesempatan itu, Hasan yang baru sekitar dua bulan menjabat Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel ini, juga menyampaikan beberapa program yang akan dilaksanakan ke depan.

Diantaranya, akan dilakukan renovasi perpustakaan. Keberadaan perpustakaan tidak lagi dalam bentuk rak-rak buku, tetapi akan dihadirkan dalam suasana yang nyaman dengan sentuhan teknologi. Sehingga dengan demikian pengunjung akan merasa rileks dan betah berlama-lama membaca buku dan melakukan penelusuran informasi di perpustakaan.

Pihaknya juga akan membangun kembali perpustakaan multi media. Karena itu untuk mewujudkan harapan tersebut ia berharap dukungan dari berbagai pihak.

Sementara itu, Drs. Muh. Syahrir Razak, M.AP selaku panitia pelaksanan dalam laporannya menjelaskan, pelaksanaan seminar dan bedah buku terbitan Sulawesi Selatan ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap penerbitan buku di Sulsel serta memotivasi dan membangkitkan gairah pengarang/ penulis lokal Sulawesi Selatan untuk terus berkarya menulis buku-buku berkualitas.

Prof. Anwar Arifin memberi resposn positif terhadap upaya yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel.

Dalam pengantarnya sebelum mengulas lebih lanjut pembahasan buku yang merupakan buku

karyanya yang ke-57 ini, Profesor Ilmu Komunikasi Politik yang pertama dan profesor termuda (43 tahun) di tahun 1991 ini menyatakan, upaya Dinas Perpustakaan untuk memperbanyak kegiatan bedah buku dan pengembangan literasi lainnya sangat bagus, mengingat literasi kita di Indonesia ini sangat rendah di banding dengan negara lainnya.

Begitu juga dengan perbandingan jumlah buku. Menurutnya, di daerah perkotaan di Indonesia 1 buku itu untuk 10 ribu penduduk, sementara di daerah pedesaan 1 buku untuk 15 penduduk. Di banding dengan Negara tetangga Singapura misalnya, di Singapura 1 buku untuk 2 orang.

Perbedaan ini sangat jauh sekali dengan di negara kita. Oleh karena itu peningkatan kegiatan litersi ini perlu terus di dorong dan dikembangkan.

Pos terkait