Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maros: 6 Ekor Sapi di Moncongloe Lappara Positif PMK

  • Whatsapp

Ilustrasi

Kumbanews.com – Sebanyak enam ekor sapi di Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros dinyatakan positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal itu berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros yang telah keluar pada Selasa (26/7/2022) sore.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Muhammad Danial, membenarkan bahwa hasil pemeriksaan terhadap sampel enam ekor sapi di Mongcongloe Lappara dinyatakan positif PMK. “Ada enam ekor yang positif, empat ekor induk sapi dan dua ekor anak,” sebutnya.

Dia juga mengatakan, kalau pihaknya tengah melakukan upaya isolasi terhadap enam ekor sapi yang positif PMK. Bahkan petugas UPTD Puskeswan Maros telah memisahkan dengan ternak lainnya.

Danial juga mengatakan, pihaknya telah melakukan sanitasi kandang, serta memberikan vitamin. Pemberian vitamin dilakukan agar daya tahan tubuh atau imunnya kuat.

Mengenai dari mana asal virus PMK ini, dia menjelaskan, ada kemungkinan diperoleh dari manusia atau kendaraan yang pernah digunakan ke lokasi PMK di luar Maros.

“Penularannya-kan bisa juga melalui udara. Jadi bisa saja ada orang atau kendaraan yang pernah digunakan ke salah stau lokasi yang terjangkit PMK. Kemudian datang ke lokasi kita yang saat ini ditemukan PMK. Karena sapi nya juga bukan dari luar,” urainya.

Apalagi, kata dia, Kabupaten Maros merupakan daerah perlintasan sehingga memungkinkan adanya penularan melalui udara.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BBVet Kabupaten Maros, Risman Mangidi, mengatakan pihaknya melakukan uji terhadap sampel enam ekor sapi. Seperti halnya Danial, Risman menyatakan keenam ekor ternak sapi itu positif PMK.

“Jadi setelah hasil laboratorium ini keluar kita memberikan beberapa saran. Pertama sebaiknya dilakukan pemisahan ternak sehat dan ternak sakit. Kedua sebaiknya dilakukan disinfeksi di lokasi kandang atau ternak. Ketiga itu, karena ini merupakan kasus baru diwilayah tersebut, maka sebaiknya dilakukan stumping out atau pemusnahan untuk menghentikan penyebaran,” pungkasnya.

Sekadar diketahui sebelumnya BBVet Maros mendapatkan laporan kasus melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi Indonesia (iSIKHNAS) yang awalnya disampaikan salah satu dokter hewan perihal empat ekor sapi yang dicurigai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sapi bali di Moncongloe Lappara. Sehingga, tim BBVet Maros langsung melakukan investigasi pada malam hari dengan melakukan pengambilan sampel pada 3 ekor dari 4 ternak sapi bergejala yang dilaporkan.

Pos terkait