Kumbanews.com – Pemerintah Kabupaten Maros melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menurunkan Stunting dan wasting pada balita, juga masalah anemia dan KEK (Kurang Energi Kronik) pada ibu hamil.
Maka dari itu, digelar Rapat Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, Antenatal Care (ANC) dan Stunting Tingkat Kabupaten selama dua hari 14-15 Agustus 2023, bertempat di Baruga B Kantor Bupati, Senin (14/08/2023).
Dengan Peserta dari KUA dan tenaga Kesehatan Puskesmas se-14 Kecamatan di Kabupaten Maros.
Stunting merupakan isu prioritas Nasional dan menjadi perhatian khusus juga di Kabupaten Maros, karena menimbulkan dampak jangka panjang pada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga mempengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Dalam rapat evaluasi ini membahas tentang upaya mengurangi stunting di Kabupaten Maros, salahsatunya dengan pencegahan melalui skrinning Kehamilan (Skrinning Layak Hamil) bagi Calon Pengantin (Catin).
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Muhammad Yunus mengungkapkan untuk meningkatkan derajat kesehatan kabupaten maros khususnya penurunan AKI,AKB dan stunting melalui pencegahan, saat ini Dinkes sudah membagikan ke sekolah-sekolah tablet penambah darah. Sebagai langkah pengurangan angka anemia bagi remaja. Dimana kita ketahui Anemia salahsatu pemicu AKI, AKB. Jika masa remaja sehat, maka dapat mencapai Wanita Usia Subur menuju Pasangan Usia Subur yang sehat.
” fokus pondasi dengan pencegahan, kami berharap bermitra dengan KUA di tiap kecamatan dalam rangka menguatkan untuk mempersiapkan lebih awal WUS memasuki PUS mempersiapkan layak hamil, dengan kondisi layak hamil bisa menghasilkan anak yang sehat” ucap yunus.
Sebagaimana yang dijelaskan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Andi Fitriany Nur, guna mencegah stunting pada balita mulai dari skrinning kehamilam bagi Calon pengantinnya (Catin).
“Dengan Implementasi skrining kehamilan bagi catin dan Pasangan Usia Subur (PUS) sebagai salahsatu strategi penurunan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan percepatan penurunan stunting” jelasnya.
Menjadi Penting juga memperhatikan Pelayanan Kesehatan reproduksi (Kespro), mulai dari pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan 3 bulan pranikah.
” berdasarkan data, 70% Catin akan hamil dalam 1 tahun pertama setelah pernikahan. Resiko masalah kesehatan, masalah gizi seperti anemia, penyakit menular misal HIV, dan Hipertensi yang bisa menyebabkan Kematian Ibu, Kematian Bayi dan Stunting” terang Fitrianyi
Maka dengan penguatan kualitas pelayanan Kespro Catin bisa mendeteksi dini gejala dan segera memberikan penanganan bagi calon pengantinnya.
“Dengan pasangan usia subur yang sehat jasmani dalam merencanakan kehamilan bisa menekan AKI, AKB dan stunting. Stunting bukan hanya tugas dinas kesehatan saja, melainkan bentuk kolaborasi bersama stakeholder untuk mengajak remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 biji tiap minggu, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada Catin, mengajak ibu hamil dan balita untuk rutin berkunjung ke posyandu setiap bulan”.(DisKominfo-SP)