Dituduh Pungli hingga Catut Nama Lurah Bulurokeng untuk Kegiatan HUT RI, Ketua RT Villa Mutiara Indah: Warga Salah Paham

  • Whatsapp

Ilustrasi

Kumbanews.com – Warga perumahan Villa Mutiara Indah 6 , RW 3, kelurahan Bulurokeng, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, mengaku dimintai sumbangan HUT RI dari RT setempat, Senin (12/08/2024).

Bacaan Lainnya

TM (45) seorang ibu rumah tangga yang juga warga perumahan Villa Mutiara Indah 6, RW 3, mengatakan bahwa RT yang meminta sumbangan HUT RI atas permintaan dari Lurah Bulurokeng.

“Jadi, kemarin ibu RT mendatangi warga perumahan Villa Mutiara Indah 6, RW 3, pada Sabtu (10/8), dia meminta kepada warga untuk mengumpulkan uang sebesar Rp 300 ribu katanya Lurah yang minta untuk pembelian hadiah dalam rangka 17 Agustus 2024,” terang TM.

Lanjut, TM juga menuturkan bahwa setiap warga harus menyetor uang sebesar Rp 50 ribu, dan bila tidak sesuai target warga dimaki-maki di group.

” Kami dipatok membayar sumbangan sebesar 50 Ribu rupiah. Karena yang minta ke warga adalah ibu RT dengan mengatasnamakan pak Lurah, kami setuju- setuju saja. Karena kami takut nanti dimaki-maki di group Whatsapp, kalau target tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh bu RT.
Tapi, yang saya herankan kenapa Lurah minta uang seperti itu. Apa itu bukan pungli, meminta ke warga untuk peringatan HUT RI,” ucap TM.

Sementara itu, Lurah Bulurokeng Muhammad Mahar, di konfirmasi terkait permintaan sumbangan yang dilakukan RT di perumahan Villa Mutiara Indah 6 , RW 3 dengan tegas membantah. Dirinya mengaku kalau tidak pernah ada perintah dari Lurah kepada RT untuk meminta sumbangan HUT RI.

“Tidak ada seperti itu. Saya akan cek di lapangan, jangan sampai ada oknum menjual nama saya. saya akan cek dan terima kasih info ta, “kata Lurah Bulurokeng melalui sambungan telepon WhatsApp.

Ditempat terpisah ketua RT perumahan Villa Mutiara Indah 6 , RW 3 kelurahan Bulurokeng, mengaku kalau dirinya dan RW bersama kelurahan Bulurokeng sudah melakukan persiapan kegiatan HUT RI.

” Kami sudah melakukan rapat persiapan kegiatan HUT RI bersama RT, RW dan pihak kelurahan Bulurokeng. Dari hasil rapat itu terbentuklah panitia yang akan mengikuti lomba tingkat RW. Ada beberapa lomba yang akan kita laksanakan, makanya semua yang mengikuti lomba harus didanai,”ucap AT ketua RT Minggu,(11/8) kemarin.

AT juga membeberkan sebagai ketua RT dirinya membawahi 4 lorong di Perumahan Villa Mutiara Indah, yaitu lorong indah 4,5,6 dan 7.

” Saya membawahi 4 lorong, dari hasil hitung -hitungan saya dana akan di gunakan sekitar Rp1,2 juta, jadi per lorong ini saya bagi 4, saya pungut Rp300 ribu per lorong itu untuk membiayai lomba. Dan
itu saya share ke group RT bahwa yang mengikuti rapat wajib ki laksanakan hasil keputusan rapat,” jelas AT.

Soal sumbangan kata AT Rp 50 ribu per orang itu sudah disepakati, tapi nyatanya tidak ada yang membayar sebesar itu. Mereka hanya menyumbang Rp10 ribu hingga Rp 20 ribu.

” Mereka hanya menyumbang Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu dan itupun masih ada satu orang yang protes karena lorongnya tidak di cet dan di jawab oleh warga lain kalau dananya diambil semua oleh bu RT. Padahal yang bilang ini tidak paham dan mereka menganggap saya yang ambil uang semua ternyata mereka cuma nyumbang semua Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu saja. Itupun hanya 10 rumah yang nyumbang sehingga terkumpul Rp200 ribu dan uang itu tidak cukup. Terus mereka menuntut lorongnya mau di cet,” jelas AT.

Lanjut AT, “tiba -tiba tadi pagi datang ini warga ke saya minta cet, saya bilang saya tidak pegang dananya, saya kasilah penjelasan, tapi sebelum dia ke saya dia sudah ribut di group WhatsApp kompleks Indah 6 dan saya sendiri tidak tahu kalau mereka salah paham dengan dana Rp 300 ribu per lorong itu. Bahkan ada yang bilang di group RT kenapa dana bu RT ambil semua,” sambung AT.

Sementara terkait meminta sumbangan mengatasnamakan Lurah Bulurokeng dengan tegas AT mengatakan kalau itu salah besar.

“Yang bilang Lurah pungut dana itu salah besar, ada proposal tapi saya tidak pernah bawa itu proposal ke warga. Saya berinisiatif bersama RT lain dari pada harus cari dana kemana-mana dan tidak ada juga yang bisa bantu ki. Akhirnya saya punya ide dan menyampaikan ke RT lainnya, bagaimana kalau kita sisipkan saja sedikit dari sumbangan Rp300 ribu itu buat jalan sehat kelurahan, nah inilah yang buat merka salah paham sehingga muncul tudingan kalau yang minta sumbangan itu pak Lurah, ” tutup AT.

Pos terkait