Enan Oknum Polisi Terlibat Kematian Arfandi Gelar Rekonstruksi di Mapolda Sulsel

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Enam oknum anggota polisi yang diduga terlibat dalam kematian Muhammad Arfandi, kini ditetapkan sebagai tersangka.

Enam oknum polisi tersebut berasal dari Satuan Narkoba Polrestabes Makassar yang dimutasi ke bagian Pelayanan Masyarakat (Yanma) Polda Sulsel karena terbukti bersalah.

Bacaan Lainnya

Adanya kenaikan status keenam oknum polisi tersebut, Ditreskrimum Polda Sulsel langsung menggelar rekontruksi di dalam Mapolda Sulsel , Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Kami (16/6).

“Sudah dari semalam dilakukan penahanan enam tersangka dan hari ini rekontruksi di depan Hanggar Heli Mapolda. Kalau tidak ada bukti kami tidak berani tahan orang,” ujar Kabid Propam Polda Sulsel, Agoeng Adi Kurniawan melalui pesan WhatsApp.

Agoeng masih irit bicara akan kasus ini, termasuk Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Kombes Pol Onny Trimurti Nugroho dan Kepala Bidang (Kabid) Humas, Kombes Pol Komang Suartana belum mau memberi keterangan.

“Langsung ke Kabid Humas yah,” singkat Agoeng.

Begitu juga dengan Kombes Onny mengatakan data kasus penganiayaan Arfandi sudah diberikan kepada Kabid Humas. Namun, saat dikonfirmasi terpisah, Kombes Komang menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum terima data apapun atas kasus ini.

Belum ada rekonstruksi, dari mana kamu tahu ada rekonstruksi. Belum ada dilaksanakan rekonstruksi, masih dipersiapkan, berapa adegan itu belum juga disampaikan,” kata Komang pada wartawan.

Rekontruksi berlangsung di belakang Mapolda Sulsel sekitar pukul 11.00 WITA. Rencananya rekontruksi akan dilanjutkan di Jalan Sembilan, Kecamatan Bontoala namun batal. Lokasi tersebut merupakan posko anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar.

Enam orang tersangka menggunakan baju tahanan berwarna merah. Beberapa adegan pun terlihat diperagakan, seperti motor terjatuh. Diduga apa yang diperagakan dalam rekonstruksi ini adalah detik-detik penangkapan almarhum Arfandi.

Salah seorang saksi yang mengaku mengetahui kejadian pembunuhan Arfandi yang sempat diwawancara Harian Rakyat Sulsel menyampaikan dalam rekonstruksi terdapat beberapa perbedaan dengan kejadian yang diketahui. Dalam peragaan rekontruksi ada adegan pada saat kejadian disebut dihilangkan.

“Saya tidur di motor dengan yang satu lagi itu masalah pistolnya. Yang dikasi tidurnya itu banyak yang tidak diambil dari awalnya dan yang kedua juga itu kasus pemukulan pistol juga tidak diakui yang seakan-akan tidak terjadi,” ujarnya.

“Yang dipukul kepala bagian belakang. Ada tiga adegan yang tidak sesuai itu yang pertama. Itu yang di kerumunan polisi dia tidak tampilkan dan kedua dia juga tidak tampilkan di atas motor yang saya lihat satu kali lehernya, sama pemukulan pistol,” tambahnya.

Kemudian, kata dia, rekonstruksi tampak ada adegan Arfandi disuruh push up namun saat kejadian personel menyerempet korban dan menendang motor korban sehingga jatuh.

“Tidak ada push up tapi di rekontruksi ada push up,” kata seorang saksi yang dirahasiakan identitasnya.

Sementara, ayah almarhum Arfandi, Mukram mengatakan adanya penetapan tersangka dalam kematian anaknya bisa membuat dirinya sedikit lega. Namun ia mengaku baru akan puas jika enam anggota tersebut dipecat.

“Saya orang tua almarhum nanti saya merasa puas kalau sudah dipecat ini semua pelaku,” ujar Mukram.

Pos terkait