Kumbanews.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan Partai Solidaritas Indonesia sibuk mencari sensasi agar bisa dikenal publik demi kepentingan Pemilu 2019.
Pernyataan Fadli itu disampaikan untuk menanggap sindiran Sekjen PSI Raja Juli Antoni soal laporan awal dana kampanye (LADK) pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dianggap ‘hanya’ sebesar Rp2 miliar.
“Cari-cari sensasilah. Biasanya partai itu cari sensasi supaya dapat recognize. Saya tidak perlu membantah, yang jelas itu (dana kampanye) bukan dari sawit,” kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, Senin 24 September 2018.
Respons Fadli tersebut menjurus pada kampanye PSI soal sawit sebagai pendongkrak nilai rupiah. Pemahaman PSI soal sawit tersebut menuai kecaman dari banyak aktivis lingkungan. Walhi pun menganggap PSI gagal paham soal sawit.
Fadli menjelaskan angka Rp2 miliar masih merupakan dana awal yang akan mengalami perkembangan dari berbagai sumber, termasuk partisipasi publik.
“Seiring perkembangan akan ada update. Di ujungnya kan akan ada laporan akhir. Saya kira sesuai yang dilaporkan,” katanya.
Fadli menilai justru yang harus diwaspadai adalah kubu petahana yang kini leluasa menggunakan pengaruh dan kekuasaannya.
“Misalnya kepada aparat, aparat jadi tak netral. Menggunakan instrumen birokrasi atau BUMN atau yang lain. Ini yang perlu diwaspadai petahana. Apakah dia melakukan abuse of power apa tidak di dalam pilpres,” kata dia.
Tak bermutu
Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menganggap komentar Sekjen PSI Raja Juli Antoni soal dana awal kampanye sangat tidak bermutu. PSI dianggap kehabisan ide untuk mendongkrak elektabilitas yang saat ini tercatat hanya nol koma sekian persen.
“Kelihatan ini sebatas komentar cari tenar dan popularitas dan elektabilitas PSI yang parnoko (partai nol koma) selama ini,” kata Andre dilansir CNNIndonesia.com, Senin 24 September 2018.
“PSI ini aneh, kayak enggak ada yang lebih bermutu bikin komentar daripada soal dana kampanye Prabowo, kemudian dikomentari harta Prabowo-Sandi,” ucapnya.
Sebelumnya, Antoni mengaku heran dengan dana kampanye awal milik pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hanya sebesar Rp2 miliar.
Raja Juli Antoni sebelumnya mengaku heran dengan dana kampanye awal milik pasangan Prabowo-Sandi yang hanya sebesar Rp2 miliar.
Dia menduga besaran dana Rp2 miliar itu bukan karena pasangan tersebut tidak memiliki modal, melainkan dicocokkan dengan nomor urut.
“Publik wajar bertanya-tanya kenapa hanya Rp2 miliar? Apa sekedar dicocok-cocokan dengan nomor urut mereka nomor 2?,” ujar Antoni dalam pesan singkat.
Antoni tidak yakin dengan jumlah dana tersebut karena menilai Prabowo dan Sandiaga merupakan sosok yang memiliki harta melimpah.
Hal itu, kata dia, sesuai dengan data LHKPN yang menyatakan harta Prabowo sebanyak Rp1,9 triliun dan Sandiaga sebesar Rp5 triliun.
Ia bahkan menyebut harta pasangan calon tersebut meningkat signifikan dalam kurun beberapa tahun belakangan meski sering bicara kemiskinan saat dihadapan publik.
Prabowo-Sandi telah membuka Rekening Khusus Dana Kampanye, dengan saldo awal per 23 September 2018 sebesar Rp2 miliar dengan perincian Rp1 miliar sumbangan dari Prabowo, dan Rp1 miliar sumbangan dari Sandi.
Sandi mengatakan dana kampanye tersebut nantinya bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan. Dia juga terbuka pada pihak korporasi yang ingin menyumbangkan dana untuk kampanye pasangan tersebut.