Kumbanews.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, melaporkan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulida ke Polda Metro Jaya, Rabu (23/9/2021), atas dugaan pencemaran nama baik.
“Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!” demikian judul video tersebut.
Fatia mengatakan PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtra Group, yang sahamnya dimiliki oleh Luhut, bermain dalam bisnis tambang di Papua.
“PT Tobacom Del Mandiri ini Direkturnya adalah Purnawirawan TNI namanya Paulus Prananto. Kita tahu juga bahwa Toba Sejahtera Group ini juga dimiliki sahamnya oleh salah satu pejabat kita. Namanya adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), The Lord, Lord Luhut. Jadi Luhut bisa dibilang bermain dalam pertambangan-pertambangan yang terjadi di Papua hari ini,” kata Fatia.
Karena namanya dibawa-bawa, Luhut melakukan somasi dan berakhir dengan laporan polisi. Lalu, bagaimana fakta mengenai tambang emas di Blok Wabu?
Gunung Emas Blok Wabu
“Laporan baru dari sejumlah organisasi, seperti Kontras, Walhi, JATAM, YLBHI, Pusaka, yang menyampaikan hasil riset terkait bisnis para pejabat TNI AD di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi daerah Blok Wabu di Intan Jaya, Papua,” kata Haris Azhar dalam videonya.
Tambang emas ini berada 40 km sebelah utara Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia. Blok Wabu kaya akan emas dan tembaga. Sebenarnya, daerah ini termasuk salah satu yang akan dikelola Freeport berdasarkan kontrak tahun 1991.
Freeport menemukan potensi kandungan emas mencapai 8,1 juta troy ounce. Rata-rata kadar emas dalam satu ton bijih emas yang digali adalah 2,17 gram, bahkan ada yang mencapai 72 gram per 1 ton bongkahan biji emas.
Freeport tak tertarik kelola Blok Wabu
Namun, Freeport tak menggarap Blok Wabu ini padahal sudah menghabiskan US$170 juta untuk eksplorasi, dan lebih memilih fokus menggarap Grasberg.
“Kami tidak tertarik untuk menambang di situ. Bukan karena Wabu tidak berpotensi, tapi kami fokus di Grasberg,” kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, Selasa (21/9).
Blok Wabu akhirnya resmi kembali kepada pemerintah Indonesia pada 21 September 2018 saat perpanjangan izin Freeport hingga 2031.
Belum pasti siapa yang akan mengelola gunung emas Blok Wabu ini, karena belum ada akses memadai menuju blok tersebut. Padahal, potensi sumber daya emas Blok Wabu yang mencapai 8,1 juta troy ounce itu adalah US$14,289 miliar atau Rp207,19 triliun (kurs dolar Rp 14.500).
Namun, dikabarkan ada sejumlah perusahaan yang akan mendapatkan konsesi untuk mengeksploitasi gunung emas Blok Wabu. [*]
indozone