Kumbanews.com – Viral video seorang gadis asal Garut pingsan dan dievakuasi petugas berpakaian Alat Pelindung Diri (APD). Tim Penanganan COVID-19 Garut memastikan gadis tersebut bukan pingsan karena terjangkit Corona, melainkan gegara diputus cinta oleh pacarnya.
Kejadian tersebut berlangsung di kawasan Bundaran STM, Jalan Suherman, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (25/4) malam. Dalam video berdurasi 2 menit 53 detik yang beredar, terlihat tiga petugas medis yang menggunakan APD tengah menolong perempuan muda yang tak diketahui namanya tersebut.
Petugas mengeluarkan brankar dari ambulans untuk menggotong perempuan yang terkapar. Setelah memindahkan sang gadis ke brankar, petugas mengangkatnya ke dalam ambulans.
Dalam video juga terlihat banyak warga setempat yang menyaksikan. Ada beberapa warga yang memperbincangkan gadis tersebut.
“Corona di…,” ucap seorang pria dalam video.
Pernyataan itu dijawab seorang pria lain yang suaranya jelas terdengar dalam video. “Asli…Positif?,” katanya.
Video tersebut bikin heboh dan jadi perbincangan masyarakat di WhatsApp. Ada sebagian masyarakat yang mempercayai bahwa gadis yang diangkut petugas ber-APD itu terjangkit virus Corona.
detikcom mengkonfirmasi video viral ini ke Juru Bicara Penanganan COVID-19 Garut Ricky Rizki Darajat. Ia memastikan gadis tersebut pingsan bukan karena terinfeksi Corona.
“Memang benar petugas Puskesmas menerima informasi dari masyarakat bahwa ada seorang perempuan yang tiba-tiba pingsan. Kami pastikan itu bukan akibat COVID-19,” kata Ricky, Minggu (26/4) malam.
Usut punya usut, berdasarkan hasil penyelidikan tim medis, ternyata gadis tersebut pingsan akibat syok gara-gara diputus cinta oleh kekasihnya.
“Informasi yang saya dapat dari pihak Puskesmas, memang info yang diperoleh dari gadis ini demikian. Dia diputusin pacarnya kemudian pingsan,” ujar Ricky.
Ricky menjelaskan gadis tersebut sempat dibawa ke Puskesmas Tarogong Garut. Namun, tak lama berada di Puskesmas, ia sadar dan menceritakan apa yang terjadi kepada tim medis.
Menurut Ricky, petugas ber-APD yang mengevakuasi gadis tersebut sudah bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang saat ini berlaku. Petugas di lapangan, ia menegaskan, tidak mau ambil risiko meskipun belum diketahui penyebab sakitnya seseorang yang mereka evakuasi.
“Petugas Puskesmas sendiri sudah cepat tanggap merespons laporan dari masyarakat. Memang saat ini, meskipun belum diketahui apa riwayat penyakitnya, SOP yang dilakukan petugas medis memang seperti itu,” tutur Ricky.(dt)