Kumbanews.com – Berselang dua hari setelah deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jakarta, Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo langsung menyambangi Solo.
Maksud kedatangannya ke kampung halaman Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu juga dilakukan dalam rangka mendeklarasikan KAMI di sana.
Ketua KAMI Solo Mudrick SM Sangidu menyebut kondisi Indonesia saat ini ibaratnya kapal oleng yang mana nahkodanya harus diganti.
Dikutip dari TribunSolo.com, Kamis (20/8/2020), Mudrick tak menyebutkan dengan jelas siapa yang dimaksud dengan nahkoda yang harus diganti.
“Nahkoda tidak bisa menyelamatkan, ganti Nahkoda,” kata dia.
Deklarasi KAMI di Solo diselenggarakan di Gedung Umat Islam Surakarta, Jalan Kartopuran No. 241A Jayengan Serengan.
Para peserta datang dari kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo pun langsung datang menghadiri acara tersebut.
Mudrick menuturkan, KAMI hadir untuk memberikan kritik kepada pemerintah.
“Ini gerakan moral aksi untuk menyelamatkan Indonesia,” papar dia.
“Banyak yang menanyakan, kenapa menyelamatkan. Kelahiran kami mendapat dukungan seluruh Indonesia.”
“Tujuannya satu, kami ingin mengingatkan ini gerakan moral.”
“Kita diam ditindas atau kita melawan” lanjutnya.
Gatot: Ini Sumpah Saya
Saat mendatangi kampung halaman Jokowi, Gatot mengutarkan kekhawatirannya yakni bahaya yang akan terjadi apabila Pancasila diubah.
“Maka itu bukan lagi negara kesatuan Indonesia, bubar negara ini,” kata Gatot, dikutip dari YouTube Kompastv, kamis (20/8/2020).
Karena kekhawatiran itu, Gatot mengaku tergerak untuk menyuarakan pendapatnya.
“Itulah yang tidak boleh, maka saya bangkit karena saya telah bersumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” paparnya.
“Ini sumpah saya sebagai seorang manusia kepada Tuhan yang Maha Esa,” kata Gatot.
“Apabila saya tidak melaksanakan itu, selesai,” sambungnya.
Seperti yang diketahui, deklarasi gerakan KAMI di Jakarta dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo hingga Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Selain itu banyak pula para pengamat yang bergabung seperti Rocky Gerung, Refly Harun hingga Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu. (*)