Representative Image/Net
Kumbanews.com – Pemerintah Kota Gaza memperingatkan bahwa Jalur Gaza menghadapi ancaman krisis air bersih yang parah setelah pasukan Israel menghentikan aliran air dari perusahaan air nasional Israel, Mekorot, pada Sabtu, 5 April 2025.
Langkah ini memutus sekitar 70 persen dari total pasokan air ke daerah kantong tersebut, memperparah situasi kemanusiaan yang sudah genting.
Menurut juru bicara pemerintah kota Gaza, Hosni Mehanna, pemutusan aliran air tersebut secara langsung memengaruhi jaringan pipa utama di lingkungan Shujaiya, wilayah timur Kota Gaza yang sejak Kamis, 3 April 2025 menjadi lokasi operasi militer intensif oleh pasukan Israel.
“Alasan di balik penghentian tersebut masih belum jelas, tetapi kami berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk memeriksa apakah jaringan pipa tersebut rusak akibat pemboman besar-besaran Israel di daerah tersebut,” ujar Mehanna, seperti dimuat Anadolu Agency.
Ia menambahkan bahwa penghentian itu bisa jadi akibat kerusakan fisik karena serangan atau keputusan politik yang disengaja dari otoritas Israel.
“Terlepas dari penyebabnya, konsekuensinya mengerikan. Jika aliran air dari Mekorot tidak segera dipulihkan, Gaza akan menghadapi krisis air yang parah,” tegas Mehanna.
Jalur Gaza selama ini sudah bergulat dengan kelangkaan air bersih akibat blokade yang berlangsung selama bertahun-tahun, keruntuhan infrastruktur, dan kontaminasi air tanah.
Pemutusan pasokan ini semakin memperburuk keadaan yang telah lama berada di ambang krisis.
Situasi di Gaza terus memburuk sejak Israel melanjutkan kampanye militernya pada Maret lalu, menyusul berakhirnya gencatan senjata hampir dua bulan.
Menurut data terakhir, lebih dari 50.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak konflik memanas kembali pada Oktober 2023.
Dengan pemutusan air dari sumber utama, ratusan ribu warga sipil kini terancam dehidrasi dan penyakit akibat minimnya akses air bersih.
Pemerintah kota menyerukan intervensi segera dari organisasi internasional untuk menekan Israel agar memulihkan pasokan air dan mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut.
Sumber: RMOL