Ilustrasi/RMOL
Kumbanews.com – Harga minyak mentah mengalami kenaikan pada perdagangan Senin siang, 3 Maret 2025, dipengaruhi oleh data manufaktur China yang positif serta ketidakpastian geopolitik terkait konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent naik 0,5 persen menjadi 73,17 Dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) meningkat 0,8 persen menjadi 70,10 Dolar AS per barel.
Naiknya harga didorong data resmi yang menunjukkan aktivitas manufaktur China tumbuh pada Februari dengan laju tercepat dalam tiga bulan terakhir, meningkatkan optimisme terhadap permintaan bahan bakar.
Bulan lalu, Brent dan WTI membukukan penurunan bulanan pertama mereka dalam tiga bulan karena ancaman tarif dari AS dan mitra dagangnya mengguncang kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan mengurangi selera mereka terhadap aset berisiko.
Sentimen secara keseluruhan membaik setelah pertemuan puncak pada hari Minggu di mana para pemimpin Eropa menunjukkan dukungan yang kuat bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk membantu negaranya, hanya dua hari setelah Presiden AS Donald Trump berselisih dengannya.
Analis RBC Capital, Helima Croft berpendapat ketegangan Trump dan Zelensky telah meningkatkan prospek keretakan yang tidak dapat ditarik kembali antara kedua pemimpin, dan potensi perdamaian terpisah antara Washington dan Moskow.
“Skenario seperti itu memang dapat mengarah pada pencabutan sanksi AS terhadap Rusia yang lebih cepat, terutama yang dilaksanakan sepenuhnya melalui perintah eksekutif,” kata Croft.
Para analis memperkirakan harga minyak akan tetap stabil karena pasokan yang melimpah dan potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Survei Reuters terhadap 41 ekonom memproyeksikan harga rata-rata Brent pada 74,63 Dolar AS per barel dan WTI pada 70,66 Dolar AS per barel untuk tahun 2025.
Sumber: RMOL