Kumbanews.com – Gelombang dingin ekstrem bergerak brutal ke timur Amerika pada Kamis 31 Januari 2019,dan menyebabkan suhu di Midwest Amerika Serikat (AS) menjadi lebih rendah daripada di Antartika.
Akibat suhu dingin itu, ribuan jadwal penerbangan diberhentikan, dan sekolah serta bisnis ditutup. Penduduk Midwest juga khawatir akan terserang hipotermia.
Cuaca ekstrem itu telah menyebabkan delapan orang meninggal, tulis kantor berita AS, mengutip AFP. Kegiatan ekspedisi juga ditiadakan akibat cuaca ekstrem, dan penduduk dipaksa tetap tinggal di rumah di belasan negara bagian AS yang suhunya mencapai minus dua digit. Ini merupakan cuaca ter-ekstrem yang menyerang wilayah ini selama belasan tahun belakangan.
Fenomena yang berasal dari hembusan udara Arktik tersebut menyebabkan pemandangan surealis di seluruh wilayah, seperti uap yang naik dari perairan Danau Michigan, hasil dari udara yang sangat dingin melewati air hangat di bawahnya. Sebagian Air Terjun Niagara membeku menciptakan suasana hening, dan balok-balok es menutupi sungai yang berliku-liku melalui pusat kota Chicago.
Kota ketiga Amerika itu berada di jalur langsung dari cuaca ekstrem dan mengalami hari terdingin kedua sepanjang sejarahnya. Chicago berada mungkin akan memecahkan rekor baru dalam semalam ketika suhu diperkirakan mencapai titik terendahnya pada dini hari Kamis 31 Januari 2019.
“Ini adalah suhu terdingin dalam sejarah, tentunya,” kata Walikota Chicago Rahm Emanuel pada konferensi pers Rabu malam.
“Suhu itu mengancam nyawa, dan harus ditangani sebagaimana mestinya,” katanya.
Dingin yang paling mencekam diperkirakan terjadi pada Rabu malam hingga Kamis, kata Ben Deubelbeiss, ahli meteorologi dari National Weather Service, The New York Times melaporkan.
Suhu Rabu pagi di Kota Windy adalah -22 derajat Fahrenheit (-30 Celcius), yang terasa seperti -50 derajat (-46 Celcius) dengan angin dingin. Itu lebih dingin dari ibukota negara bagian Alaska dan bahkan lebih dingin dari sebagian Antartika.
“Rasanya seperti berada di dekat es kering,” kata Leon Gilbert (31 tahun) kepada AFP. “Aku bisa merasakan kulitku menegang.”
Tidak seperti kebanyakan penduduk Chicago, Gilbert diharuskan tetap bekerja di gerai Starbucks yang terletak di jalan pusat kota. Sebagian besar jalanan di pusat kota itu tetap ramai oleh orang-orang dan lalu lintas kendaraan.
Di bandara O’Hare Chicago, pusat regional utama untuk maskapai penerbangan, kru darat berjuang dengan peralatan pembekuan dan diberitahu untuk menghindari menghabiskan lebih dari 15 menit pada suatu waktu dalam cuaca dingin, menyebabkan keterlambatan untuk penerbangan yang dijadwalkan untuk lepas landas.
Lebih dari 1.800 penerbangan dibatalkan di dua bandara utama Chicago, sementara operator kereta api Amtrak membatalkan layanan kereta dari pusatnya di kota.
Pembatalan penerbangan juga menumpuk di seluruh negeri, di mana ada lebih dari 2.700 penerbangan yang dibatalkan malam itu, membuat para pelancong seperti Brandon Robinson harus menghabiskan lebih banyak waktu di hotel Chicago.