Gerindra: Corona Bikin Sri Mulyani Kalang Kabut hingga Berencana Ambil Langkah Membahayakan

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Sebaran virus corona baru di Indonesia yang terus meningkat membuat perekonomian jadi limbung. Setidaknya ada indikator utamanya, yaitu nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun drastis, serta otoritas fiskal dan moneter gagap mengatasi.

Begitu yang kata politisi Gerindra, Heri Gunawan kepada wartawan, Jumat (27/3).

Bacaan Lainnya

Anggota Komisi XI DPR RI ini mengatakan bahwa penanganan corona yang dilakukan pemerintah menjadi penyebab mata uang melemah cukup parah.

Sebagai perbandingan, nilai tukar rupiah pada 2 Maret 2020 masih bertengger di Rp 14.318 per dolar AS. Namun pada 26 Maret 2020 sudah turun menjadi Rp 16.305 per dolar AS.

“Nilai tersebut sejatinya masih lebih baik dibanding kejatuhan terdalam pada 24 Maret 2020 yang mencapai Rp 16.575 per dolar AS. Sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah sudah anjlok 19,35 persen. Mengingat pada 31 Desember 2019 lalu, rupiah masih tenang di posisi Rp 13.866 per dolar AS,” paparnya.

Menurutnya, menguatnya rupiah pada Kamis (26/3) bukan serta merta karena dampak kebijakan dalam negeri. Tetapi karena imbas kebijakan Amerika Serikat yang menggelontorkan stimulus bantuan finansial 2 triliun dolar AS atau sekitar Rp 32.800 triliun. Sementara stimulus Indonesia yang senilai Rp 158,2 triliun nampaknya belum direspon positif oleh pasar.

“Langkah heroik yang ditempuh Amerika Serikat berbanding terbalik dengan yang terjadi di Indonesia,” ujar Heri.

Menurutnya, virus corona ternyata telah membuat Menteri Keuangan berpredikat terbaik di dunia, Sri Mulyani kalang kabut. Bahkan terkesan ada aji mumpung memanfaatkan momentum corona untuk meminjam ke IMF dan Bank Dunia.

Heri menguraikan bahwa IMF kini tengah menyiapkan dana 1 triliun dolar AS untuk negara-negara anggotanya yang menghadapi virus corona. Adapun Bank Dunia menyiapkan dana 14 miiliar dolar AS untuk paket pembiayaan jalur cepat bagi negara yang juga menghadapi pandemi global itu.

“Langkah Sri Mulyani yang akan meminjam ke IMF dan Bank Dunia sangat membahayakan Indonesia. IMF terbukti telah mengintervensi kebijakan ekonomi Indonesia saat memberi pinjaman untuk mengatasi krisis ekonomi 1997/1998,” tuturnya.

“Ingat resep ala IMF makin menjerumuskan Indonesia pada jurang keterpurukan yang makin dalam,” tandasnya. (*)

Pos terkait