Mendiang Juliana Marins/Ist
Kumbanews.com – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal membuat surat terbuka ucapan duka cita dan permohonan maaf untuk keluarga besar Juliana Marins, pendaki Gunung Rinjani asal Brasil yang meninggal dunia.
Melalui akun Instagram @iqbal_lalu_muhamad, yang dikutip redaksi pada Minggu 29 Juni 2025, orang nomor satu di Provinsi NTB ini menyampaikan surat terbuka dalam bentuk video berdurasi sekitar tiga menit dengan judul “Surat terbuka dari Gubernur Nusa Tenggara Barat untuk Saudara-saudari Kami di Brasil”.
“Saya Lalu M. Iqbal, Gubernur Nusa Tenggara Barat, tempat asal Gunung Rinjani — dan tempat di mana kami kehilangan saudari kami, Juliana Marins,” kata Lalu.
“Atas nama pribadi dan masyarakat Nusa Tenggara Barat, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan simpati yang tulus kepada keluarganya selama masa kesedihan yang tak terbayangkan ini,” sambungnya.
Dengan adanya peristiwa ini, Lalu mengakui bahwa ini telah mengguncangkan Tanah Air.
“Kami semua sangat terguncang oleh tragedi ini, terutama karena terjadi di tanah air kami,” kata Lalu.
Di sisi lain, Lalu meyakini tim SAR gabungan labgsung bekerja keras pasca peristiwa ini terjadi.
“Saya ingin meyakinkan Anda bahwa sejak pertama kali kami diberi tahu tentang kecelakaan tersebut, tim penyelamat kami bertindak dengan urgensi dan dedikasi. Mereka mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri untuk melaksanakan misi mereka. Banyak dari mereka adalah sukarelawan, yang semata-mata didorong oleh rasa belas kasih dan kemanusiaan. Karena dalam budaya kami, mereka yang memasuki tanah kami dianggap sebagai keluarga,” kata Lalu.
Sayangnya, dalam operasi pencarian, medan ekstrem seperti kontur bukit dan cuaca sangat tidak bersahabat.
“Namun, terlepas dari upaya luar biasa tim penyelamat kami, operasi kami menghadapi tantangan besar dari kekuatan alam. Kabut tebal dan hujan terus-menerus menghambat upaya penyelamatan sejak hari pertama, sehingga sulit bagi drone termal untuk mendeteksi koordinat yang tepat,” kata Lalu.
“Selain itu, medan berpasir di dekat lokasi menciptakan risiko ekstrem bagi dua helikopter yang kami kerahkan, karena kemungkinan pasir masuk ke mesin membuat operasi pengangkutan udara menjadi tidak aman,” imbuhnya.
Hal ini disampaikan Lalu untuk dipahami seluruh pihak, bukan maksud dari pembelaan semata.
“Harap dipahami bahwa saya menyampaikan hal ini bukan sebagai alasan, tetapi sebagai pengakuan yang transparan atas keterbatasan kami saat ini,” kata Lalu.
Di sisi lain, Lalu pun mengakui kompetensi para penyelamat di Indonesia saat ini masih kurang, pun juga dengan fasilitasnya.
“Kami menyadari bahwa jumlah personel penyelamat vertikal bersertifikat masih kurang, dan tim kami masih kekurangan peralatan canggih yang dibutuhkan untuk misi tersebut,” kata Lalu.
Untuk itu, Lalu berjanji akan membenahi infrastuktur di Gunung Rinjani, agar persitiwa ini tidak terulang kembali.
“Kami juga menyadari bahwa infrastruktur keselamatan di sepanjang jalur pendakian Rinjani harus ditingkatkan, karena gunung ini telah berkembang dari tujuan pendakian menjadi objek wisata internasional. Dengan kesadaran ini, saya berkomitmen penuh — sebagai Gubernur — untuk memulai tinjauan komprehensif dengan semua pemangku kepentingan di wilayah Rinjani,” kata Lalu
“Saya jamin bahwa kami akan mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesiapsiagaan kami terhadap keadaan darurat atau bencana di masa mendatang. Ini termasuk menjalin kemitraan dengan para ahli global dalam operasi penyelamatan gunung dan vertikal,” tegasnya.
Untuk langkah konkret, Lalu telah memerintahkan Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi NTB Lalu Moh Faozal untuk rapat lintas sektor membahas kesiapsiagaan di Gunung Rinjani.
Seperti diketahui, jenazah Juliana Marins berhasil dievakuasi Tim SAR Gabungan pada Rabu, 25 Juni 2025.
Evakuasi jenazah berhasil dilakukan dari ke dalam jurang lebih dari 600 meter oleh Tim SAR Gabungan.
Sumber: RMOL