Kumbanews.com – Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku sangat kecewa dengan sikap Gubernur Jawa Timur Hajah Khofifah Indar Parawansa, atas perlakuan organisasi masyarakat (ormas) di wilayahnya terhadap mahasiswa Papua.
“Ibu-kan anak buahnya Gus Dur (Almarhum Abdurahman Wahid), kenapa tidak libatkan Banser (Barisam Ansor) di Jawa Timur untuk melawan ormas-ormas yang menyerbu Asrama Mahasiswa Papua,” ucapnya saat menerima ribuan warga Papua yang berunjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Papua, Senin (19/8) sore.
Menurut Enembe, dirinya bersama masyarakat Papua sangat menghormati sosok Almarhum Abdurahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur. Dia pun akan menghormati santri almarhum Gus Dur, termasuk Khofifah Indar Parawansa.
“Saya sudah sampaikan masalah ini kepada Gubernur Jawa Timur waktu menelpon saya. Kita tidak bisa dilecehkan demikian,” katanya.
Dia menegaskan, masyarakat Papua mempunyai harga diri dan martabat yang tinggi. Terbukti 1500 orang anak-anak pelajar yang dikirim ke luar negeri untuk studi telah berhasil. Bahkan ada pelajar asli Papua yang mendapatkan nilai bagus.
Selain kekecewaan terhadap Gubernur Jawa Timur, Enembe juga kecewa dengan Pemerintah Indonesia. “74 tahun Indonesia merdeka, kenapa masih ada orang berfikiran layaknya masa penjajahan. Pekembangan Negara Malaysia lebih baik daripada Indonesia,” tuturnya.
Gubernur dua periode ini pun berjanji akan meneruskan aspirasi mahasiswa Papua kepada Pemerintah pusat soal keinginan menentukan nasib sendiri. “Bicara Undang-Undang Otonomi Khusus, rakyat Papua yang berhak. Kami tidak punya kewenangan tetapi rakyatlah yang menentukan, sudah jelas,” tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Papua melalu saluran telepon dengan Gubernur Papua. Situasi di Manokwari dan juga di Papua serta Papua Barat pada umumnya diharapkan bisa terkendali dan kondusif.
Khofifah telah menelepon Gubernur Papua untuk meminta maaf terkait kejadian di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, yang dianggap memicu kerusuhan di Manokwari. Kerusuhan di Manokwari ini berujung pada pembakaran gedung DPRD Papua Barat, Senin (19/8).
“Kami telepon Gubernur Papua, mohon maaf. Sama sekali itu bukan suara Jatim. Harus bedakan letupan bersifat personal dengan apa yang menjadi komiten Jatim,” kata Khofifah dalam jumpa pers bersama Kapolri Jenderal TNI Tito Karnavian sebagaimana ditayangkan di Kompas TV, Senin. [pp]