Kumbanews.com – Kucing busok atau kucing raas merupakan kucing endemik Pulau Raas, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kucing ini sangat dilindungi oleh masyarakat Madura hingga dilarang keluar dari Pulau Raas.
Biasanya, hanya kucing busok yang telah dikebiri atau disteril saja yang boleh dibawa ke luar pulau. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kemurnian kucing busok.
Jika sebelumnya Indonesia tak memiliki kucing ras seperti negara-negara lain, kini Indonesia telah memilikinya. Pasalnya, baru-baru ini, kucing busok juga telah diakui secara internasional oleh World Cat Federation (WFC).
Mengutip dari mongabay.co.id, kucing busok memiliki ciri khas tersendiri. Kucing ini memiliki wajah dan postur tubuh mirip leopard dan kucing hutan dengan telinga yang berdiri tegak, panjang, dan runcing.
Selain itu, kucing ini memiliki bulu pendek dan halus. Warna bulunya pun mirip dengan bulu kucing Russian blue dan British shorthair, yakni abu-abu kebiruan polos dengan bagian perut berwana putih dengan batas tak jelas.
Kucing busok biasanya memiliki ekor yang cenderung pendek. Ukuran tubuhnya pun lebih besar dari kucing domestik atau kucing kampung.
Sementara, telapak kakinya lebih gelap dibanding warna bulunya. Kucing busok memiliki mata hijau indah mencolok yang kontras dengan warna bulunya yang gelap. Kucing ini pun terbilang lebih energik, bahkan cenderung agresif.
Beberapa mitos Pulau Raas menyebut, kucing ini memiliki indera keenam. Bahkan, disebutkan bahwa kucing Busok hanya bisa dipelihara oleh orang-orang tertentu, termasuk pejabat publik dan tokoh masyarakat.
Kucing busok juga dipercaya mempunyai kekuatan gaib yang berhubungan dengan hal-hal mistis. Beberapa sumber mengatakan, warga di Pulau Raas meyakini, kucing busok merupakan hasil perkawinan dari kucing betina busok dengan kucing pitua atau kucing bertanduk.
Masyarakat sekitar percaya, yang dapat melihat kucing bertanduk hanya anak-anak kecil yang menjumpai kucing ini di sekitar kuburan. Penduduk setempat juga meyakini bahwa kucing busok dapat mendatangkan rezeki dan nasib baik.
(Resla Aknaita Chak)