Foto: Ilustrasi serangan burung pada pesawat. (Dok. Pexels)
Kumbanews.com – Dunia penerbangan kembali dirundung duka menyusul insiden kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan.
Pesawat ini dilaporkan mengalami kecelakaan saat proses pendaratan, dan salah satu dugaan penyebabnya adalah bird strike. Lalu, apa sebenarnya bird strike itu? Seberapa besar bahayanya bagi dunia penerbangan? Berikut penjelasannya.
Bird strike merujuk pada insiden ketika sebuah pesawat udara menabrak burung saat sedang dalam fase penerbangan. Meskipun terdengar sederhana dan sering terjadi, tabrakan antara pesawat dan burung ini dapat berpotensi menimbulkan konsekuensi yang sangat serius. Dalam beberapa kasus, bird strike bahkan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan fatal.
Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), bird strike dapat mengganggu operasi pesawat, terutama jika burung yang tertabrak tersedot ke dalam mesin pesawat.
Ketika ini terjadi, mesin jet dapat kehilangan daya atau bahkan berhenti berfungsi sepenuhnya di udara. Insiden seperti ini menjadi ancaman serius, mengingat mesin pesawat adalah elemen vital yang memungkinkan pesawat tetap terbang dengan aman.
Berdasarkan data yang dihimpun ICAO, bird strike sering kali terjadi di bandara yang berlokasi dekat habitat burung, seperti wilayah pesisir, rawa, atau kawasan yang memiliki padang rumput luas. Risiko terbesar biasanya muncul selama fase lepas landas atau pendaratan, saat burung terbang rendah dan lebih mungkin berada di jalur pesawat.
Philip Butterworth-Hayes, seorang konsultan penerbangan, menjelaskan bahwa meskipun bird strike jarang menyebabkan kerusakan besar, ada beberapa kasus yang membuktikan potensi bahayanya.
Salah satu insiden bird strike paling terkenal adalah “Miracle on the Hudson” pada tahun 2009. Saat itu, sebuah pesawat Airbus A320 milik maskapai US Airways dengan nomor penerbangan US Airways Flight 1549 mengalami kegagalan kedua mesinnya setelah menabrak kawanan burung beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara LaGuardia, New York.
Akibatnya, pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson. Berkat tindakan cepat dan keahlian pilot, seluruh penumpang dan kru berhasil selamat tanpa korban jiwa.
Selain insiden “Miracle on the Hudson,” ada pula sejumlah kecelakaan fatal lain yang disebabkan oleh bird strike, , berikut diantaranya :
1. Jenis pesawat : Air New Zealand – Penerbangan Airbus A320-232 (ZK-OJQ) NZ412
Waktu kecelakaan : 28 November 1979
Lokasi kecelakaan : Wilayah penerbangan sekitar bandara Wellington
Kerusakan : Mesin V2500 mengalami kegagalan saat beroperasi berdasarkan tunjangan operasi berkelanjutan setelah seekor burung menabrak inti mesin.
Korban jiwa : –
2. Jenis pesawat : Ryanair – Boeing B737-800AS (EI-DYG) penerbangan FR4102
Waktu kecelakaan : 10 November 2008
Lokasi kecelakaan : Wilayah penerbangan sekitar bandara Ciampino Roma (LIRA)
Kerusakan : Daya dorong kedua mesin menurun, roda pendaratan utama lepas dari jangkar, dan bagian bawah penutup kipas mesin kiri bersentuhan dengan landasan pacu.
Korban jiwa : –
3. Jenis pesawat : Maskapai GO – Airbus A320-214 (VT-GOS) penerbangan G8338
Waktu kecelakaan : 21 Juni 2017
Lokasi kecelakaan : Di landasan pacu 09 Delhi, India.
Kerusakan : Mesin 1 mati dan ujung tepi depan dua bilah kipas rusak
Korban jiwa : –
4. Jenis pesawat : BMIBABY – BOEING B737-3Q8 (G-OBMP)
Waktu kecelakaan : 8 Februari 2017
Lokasi kecelakaan : Wilayah dekat landasan pacu (RWY) 09 di EIKN
Kerusakan : Kerusakan terjadi pada kedua mesin pesawat
Korban jiwa : –
5. Jenis pesawat : Pan American World Airways – Boeing – Penerbangan B707-321B (N-892PA) PA812
Waktu kecelakaan : 23 Februari 2016
Lokasi kecelakaan : Wilayah dekat lepas landas bandara Honolulu, AS
Kerusakan : kerusakan pada EPR mesin Nomor 2 dan rakitan roda pendaratan utama kiri terlepas
Korban jiwa : –
6. Jenis pesawat : KLM – Boeing – B737-400 (PH-BTC) penerbangan KL1673
Waktu kecelakaan : 23 Jan 2016
Lokasi kecelakaan : Lepas landas Amsterdam
Kerusakan : roda pendaratan hidung malfungsi
Korban jiwa : 5 penumpang mengalami luka ringan
7. Jenis pesawat : Penerbangan US Airways A320-214 (N106US) US1549
Waktu kecelakaan : 15 Januari 2009
Lokasi kecelakaan : Sungai Hudson sekitar 8,5 mil dari Bandara LaGuardia (LGA), New York City, New York.
Kerusakan : kehilangan daya dorong hampir sepenuhnya pada kedua mesin
Korban jiwa : 4 penumpang luka serius
8. Jenis pesawat : Kalitta Air – Boeing – B747-209F (N-704CK) penerbangan K4706
Waktu kecelakaan : 25 Mei 2008
Lokasi kecelakaan : Landasan pacu 20 Bandara Brussels, Belgia
Kerusakan : rusak parah dan pecah menjadi 3 bagian
Korban jiwa : 4 awak pesawat dan seorang penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, dan hanya mengalami luka ringan .
9. Jenis pesawat : Jeju Air 7C 2216
Waktu kecelakaan : 30 Desember 2024
Lokasi kecelakaan : Landasan pacu Bandara Internasional Muan di barat daya Korea Selatan (Korsel).
Kerusakan : Pesawat meledak, faktor awal roda pendaratan yang tidak berhasil keluar.
Korban jiwa : 179 orang meninggal dunia.
Bird strike tidak hanya menjadi ancaman bagi keselamatan penumpang dan kru pesawat, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.
Maskapai penerbangan dan otoritas bandara di seluruh dunia mengeluarkan miliaran dolar setiap tahunnya untuk upaya pencegahan bird strike, seperti memasang sistem radar deteksi burung, melakukan pengusiran burung di sekitar bandara, serta merancang desain mesin yang lebih tahan terhadap benturan.
Meskipun langkah-langkah mitigasi telah dilakukan secara global, bird strike tetap menjadi salah satu tantangan terbesar dalam industri penerbangan modern. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan untuk terus mengembangkan teknologi dan strategi guna meminimalkan risiko dari insiden yang tampak kecil tetapi bisa berakibat besar ini.
Sumber: CNBCIndonesia