IKN Disebut Tak Ada Investasi, Data OIKN Sebut 328 Investor Antre Suntik Modal

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur jadi sorotan dalam gelaran Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jumat 23 Desember 2023 kemarin. Mahfud MD, Cawapres nomor 3 menyebutkan belum ada investor yang masuk ke IKN hingga saat ini, padahal IKN direncanakan dibangun lebih banyak menggunakan dana swasta.

“Sejauh yang kita baca, sampai sekarang belum ada 1 pun investor yang masuk ke sana. Kalau ada sebutkan misalnya dua atau satu investor mana yang sudah masuk ke sana,” kata Mahfud dalam Debat Kedua Cawapres Pemilu 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat.

Bacaan Lainnya

Menanggapi permintaan Mahfud, Gibran lantas memintanya untuk melakukan pencarian di Google. Gibran menyebut saat ini sudah banyak investor yang menanamkan modal di IKN.

Bila bicara soal investor, berdasarkan data Otorita IKN Nusantara, sebetulnya sudah banyak sekali investor yang antre untuk suntik modal. Per 15 Desember 2023 saja, ada sekitar 328 investor yang mengajukan komitmen awal atau letter of intent (LOI).

Dari jumlah sebanyak itu, 45% di antaranya disampaikan oleh investor asing. Singapura, Jepang, China, dan Malaysia menjadi negara dengan investor yang menyampaikan LOI cukup banyak. Dari Singapura ada 28 LOI, Jepang 25 LOI, China 21 LOI, dan Malaysia 20 LOI.

Kemudian ada juga pihak Korea Selatan dengan 10 LOI, disusul Amerika Serikat 6 LOI, lalu Spanyol 4 LOI, hingga Finlandia 3 LOI.

Dari dalam negeri sendiri ada total 187 komitmen LOI yang diberikan ke Otorita IKN. Sementara itu 24 LOI lainnya disebutkan datang dari berbagai pihak lainnya.

Dalam tahap investasi di IKN, menyampaikan LOI menjadi langkah pertama yang harus dilalui oleh investor. Komitmen harus investasi disampaikan investor langsung ke Otorita IKN mencantumkan sektor atau peluang yang diminati investor.

Selanjutnya, LOI akan ditinjau ulang oleh Otorita IKN dengan melihat prioritas kebutuhan investasi yang ada di IKN. Pada tahap ini juga, Otorita akan meninjau kepantasan dan kemampuannya investor yang mau investasi di IKN.

Selanjutnya bila LOI ditindaklanjuti, bakal ada sederet pertemuan yang dilakukan calon investor dengan Otorita untuk membahas soal investasi yang akan dilakukan. Bila semua berjalan lancar, investor akan diperbolehkan untuk melakukan studi kelayakan atau feasibility study, dan ujungnya akan ada deal closing kemudian realisasi investasi.

“Jadi dari hampir 300-an minat ini justru kita memilihnya, memilih yang betul-betul terbaik, kita nggak kurang minat kok ini. Cuma kita pilih yang mana yang qualified, bonafit, dan geraknya tuh sat set dan gerak cepat,” beber Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Agung Wicaksono dalam konferensi pers, 15 Desember lalu.

Soal investasi yang sudah terealisasi pun sudah banyak. Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menjelaskan pihaknya sudah meraih total realisasi komitmen peminatan investasi mencapai Rp41,4 triliun selama tiga rangkaian peletakan batu pertama (groundbreaking) tahap 1 hingga tahap 3 pada 2023.

“Bukti kepercayaan investor terlihat dalam peningkatan yang signifikan realisasi investasi, ini mencerminkan optimisme pembangunan IKN berjalan sesuai rencana. IKN tidak hanya sekadar kota baru, melainkan simbol transformasi Indonesia menuju peradaban baru dan berkelanjutan,” kata Bambang.

Nilai investasi IKN dalam groundbreaking tahap 1 pada 21-22 September 2023 sebesar Rp 23 triliun yang terdiri dari 10 perusahaan dalam Konsorsium Nusantara meliputi Agung Sedayu Group (Lead Konsorsium), Salim Group, Sinar Mas, Pulau Intan, Djarum,BCA Group, Wings Group, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group.

Kemudian, OIKN menggelar groundbreaking Tahap 2 pada 1-2 November 2023 dengan nilai investasi Rp 13,1 triliun. Groundbreaking tahap ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Mayapada Hospital, Pakuwon Group, JIS, Hermina, Bank Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, dan PLN Indonesia.

Lanjut ke groundbreaking tahap ketiga yang belum lama ini dilaksanakan jumlahnya Rp 10 triliun. Beberapa di antaranya ada Pakubuwono Group, PT Karya BSH Mandiri, Blue Bird Group, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk, dan lain sebagainya.

Sumber:detik.com

Pos terkait