Ilustrasi/AI
Kumbanews.com – Para peneliti di Australia saat ini sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mendeteksi penyakit demensia.
Menurut laporan World Alzheimer Report, saat ini ada sekitar 50 juta orang di dunia yang hidup dengan berbagai jenis demensia. Angka ini diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
Di Australia sendiri, demensia menjadi masalah yang semakin besar, terutama di kalangan lansia. Namun, mengenali gejala awal penyakit ini sering kali tidak mudah.
Untuk mengatasinya, tim peneliti dari Australia dan Amerika Serikat (AS) kemudian menciptakan alat berbasis AI yang bisa membantu mendeteksi demensia dengan cara menganalisis catatan medis pasien. Alat ini mencari ratusan tanda, seperti gangguan ingatan, kesulitan menjalani aktivitas harian, kecemasan, dan perubahan perilaku yang tidak biasa.
Alat ini diharapkan memudahkan dokter dalam mendiagnosis gejala awal demensia.
“Kalau kita menemukan tanda-tanda demensia dan mendapatkan izin dari pasien, kita bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, dan mungkin bisa memberikan perawatan yang lebih baik,” kata Profesor Velandai Srikanth, dikutip dari 9News, Senin 19 Mei 2025.
Penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari Pusat Nasional untuk Penuaan Sehat, kerja sama antara Universitas Monash di Melbourne dan Peninsula Health. Mereka mempelajari lebih dari 1.000 orang berusia 60 tahun ke atas yang mengalami demensia.
Dengan menggabungkan metode pengumpulan data tradisional dan teknologi AI, tim peneliti menemukan bahwa algoritma yang mereka kembangkan sangat akurat dalam mendeteksi demensia.
Mereka yakin bahwa jika teknologi ini digunakan secara luas, AI bisa mengubah cara diagnosis dan penanganan demensia di masa depan.
Sumber: RMOL