Kumbanews.com – Kementerian ESDM belum juga menurunkan harga BBM subsidi dan nonsubsidi hingga saat ini. Padahal sejak 18 Maret 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta para menterinya mengkaji penurunan harga BBM dalam negeri seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dunia. Sekarang harga minyak sudah jatuh hingga ke level USD 20 per barel.
Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak menurunkan harga BBM ketika harga minyak mentah merosot tajam dalam 3 bulan terakhir.
Dikutip dari globalpetrolprices.com yang mencatat harga bensin RON 95 di seluruh dunia, Singapura sudah beberapa kali menurunkan harga sejak pertengahan Februari dari USD 1,54 per liter menjadi saat ini USD 1,40 per liter. Laos juga sudah menurunkan harga dari USD 1,17 per liter pada pertengahan Februari menjadi USD 1,08 per liter.
Harga bensin RON 95 di Thailand pada pertengahan Februari masih USD 1,03 per liter dan sekarang tinggal USD 0,76 per liter. Filipina dari USD 0,97 per liter menjadi USD 0,79 per liter. Kamboja dari 0,96 per liter kini USD 0,65 per liter.
Penurunan harga yang cukup drastis dilakukan Vietnam, yakni dari USD 0,87 per liter pada Februari menjadi USD 0,50 per liter saat ini. Demikian juga dengan Myanmar yang pada Januari lalu mematok harga bensin RON 95 seharga USD 0,68 per liter dan sekarang hanya USD 0,37 per liter. Awalnya harga BBM di Vietnam dan Myanmar lebih mahal dari Indonesia, sekarang jadi lebih murah.
Sementara Malaysia tetap menjadi negara dengan harga BBM termurah di Asia Tenggara. Sejak awal tahun hingga awal Maret 2020, harga bensin RON 95 di Malaysia bertahan di USD 0,48 per liter, kemudian beberapa kali turun hingga menjadi USD 0,29 per liter pada April ini.
Sedangkan Indonesia, sejak awal Februari sampai sekarang masih mempertahankan harga bensin RON 95 di angka USD 0,65 per liter. Di Asia Tenggara, ada 3 negara yang mematok harga BBM lebih murah dibanding Indonesia, yaitu Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Selain itu, harga bensin Indonesia setara dengan Kamboja. Hanya Thailand, Filipina, Laos, dan Singapura yang harga bensinnya lebih mahal dari Indonesia.
Terkait keputusannya untuk menahan harga BBM di tengah murahnya harga minyak, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengaku pihaknya mempertimbangkan berbagai hal.
Pertama, menurut dia harga minyak dunia masih belum stabil dan memiliki volatilitas yang cukup tinggi, berpotensi turun atau naik lagi. Pemerintah pun terus memantau perkembangan harga komoditas tersebut.
“Selain itu, (pemerintah) juga menunggu pengaruh dari pemotongan produksi OPEC+ (negara produsen minyak mentah) sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei-Juni 2020 dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli-Desember 2020, serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021-April 2022,” kata Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI secara daring, Senin (4/5).
Selain itu, menurut Arifin, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di antara negara-negara ASEAN dan beberapa negara di dunia. Di sisi lain, volume penjualan BBM dalam negeri turun secara signifikan sekitar 26,4 persen pada April dibandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19 selama Januari dan Februari.
“Jadi, pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi seperti pemberian diskon dan antara lain berikan diskon dan pikirkan juga para nelayan yang gunakan Solar dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya,” ujar Arifin. []