Tentara Israel/Net
Kumbanews.com – Pasukan Israel (IDF) bergerak maju menuju wilayah Suriah selatan, khususnya desa Ofanya di utara Quneitra.
Sumber lokal mengatakan pasukan Israel telah melakukan survei ekstensif terhadap penduduk dan infrastruktur desa-desa yang mereka masuki.
Aktivis Saeed Al-Muhammad menduga tindakan ini merupakan bagian dari rencana Israel untuk menginvasi wilayah tersebut menegakkan penyelesaian ekonomi dan menciptakan realitas demografi baru di wilayah tersebut.
“Tim Israel mensurvei pendapat masyarakat mengenai situasi medis dan pendidikan, serta profesi mereka,” ungkapnya seperti dikutip dari Middle East Monitor pada Minggu, 23 Februari 2025.
Namun, ia tidak mengonfirmasi rumor mengenai rencana program kerja harian yang memungkinkan warga Suriah bekerja di wilayah pendudukan dengan upah 100 dolar AS per hari.
Menurut Al-Muhammad, tujuan utama Israel bukanlah menyediakan lapangan kerja bagi warga Suriah, melainkan menciptakan ketergantungan ekonomi yang dapat memfasilitasi proyek hibridisasi demografi.
“Upah yang menarik ini adalah jebakan bagi kaum muda yang hidup di bawah garis kemiskinan, di mana tenaga kerja mereka dapat digunakan sebagai alat spionase dan untuk melemahkan potensi perlawanan,” tambahnya.
Al-Muhammad juga menekankan bahwa langkah Israel ini melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 497, yang menetapkan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah pendudukan Suriah.
Ia menyerukan tindakan tegas dari komunitas internasional dan dunia Arab untuk memaksa Israel menarik diri tanpa syarat serta menjatuhkan sanksi atas pelanggaran berulang terhadap kedaulatan Suriah.
“Survei populasi ini adalah alat untuk menarik masyarakat ke arah normalisasi ekonomi, sekaligus persiapan bagi pemindahan sistematis penduduk,” lanjutnya.
Al-Muhammad mendesak agar pelanggaran ini didokumentasikan dalam laporan internasional yang dapat diajukan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC), terutama mengingat meningkatnya serangan terhadap tenaga medis di wilayah tersebut.
Sementara itu, citra satelit dari Planet Labs PBC mengungkapkan bahwa Israel telah membangun tujuh lokasi militer baru yang tersebar dari Gunung Hermon di utara hingga Tel Kodna di selatan, dekat perbatasan Suriah-Yordania.
Laporan dari surat kabar Israel, Haaretz, menyebutkan bahwa lokasi-lokasi ini dilengkapi dengan fasilitas militer, termasuk bangunan tempat tinggal bagi tentara, klinik medis, dan fasilitas logistik.
Hal ini semakin menegaskan dugaan bahwa Israel berencana untuk bertahan lama di wilayah tersebut.
Situasi di Quneitra kini menjadi perhatian dunia internasional. Para aktivis dan organisasi hak asasi manusia mendesak tindakan lebih lanjut untuk melindungi warga sipil dari eksploitasi pendudukan serta mencegah perubahan demografi yang dapat mengancam identitas nasional Suriah.
Sumber: RMOL