Kumbanews.com – Belum genap dua minggu dari kesepakatan koalisi di Pilpres 2019, hubungan Gerindra dan Demokrat mendadak panas. Di tengah kemesraan keduanya, muncul isu mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno untuk PAN dan PKS.
Geram, Wasekjen Demokrat Andi Arief bahkan menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Dia menilai, Prabowo lebih mementingkan uang ketimbang koalisi dengan rakyat. Menurut dia, Prabowo telah berkhianat.
Di balik tuduhan jenderal kardus dan mahar Rp 500 miliar. Rupanya, ada surat yang dikirimkan oleh Prabowo untuk SBY. Surat itu menyinggung tentang cawapres dan komitmen Demokrat yang pasrah dengan keputusan Prabowo.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menilai, partainya telah mengirim surat itu. Isi surat di antaranya soal mesranya Gerindra bersama PKS dan PAN, juga pertimbangan ulama soal cawapres.
“Pak Prabowo menjelaskan di dalam surat yang disampaikan, bahwa selama ini kami Gerindra sudah menjalin komunikasi yang baik dengan PKS dan PAN, kemudian selama ini kami juga menjalin komunikasi yang baik dengan ulama, kiai dan para Habib. Kemudian mereka menyodorkan ini, ijtima ulama,” kata Muzani.
Tapi, Muzani menekankan, tidak ada sama sekali dalam surat itu keputusan Prabowo tentang cawapres. Menurut dia, sampai Rabu (8/8) malam, Prabowo belum menentukan siapa cawapresnya di Pilpres 2019.
Kata Muzani, Prabowo dalam surat itu lebih merupakan diskusi tentang akan mengambil keputusan. Karena dalam pertemuan sehari sebelumnya, SBY mengatakan bahwa soal wakil presiden diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo sebagai calon presiden.
“Keputusan siapa pun yang diambil sebagai calon wakil presiden, Demokrat akan turut. Nah Pak Prabowo belum mengambil keputusan,” jelas dia.
Oleh sebab itu, Prabowo berencana menemui SBY pagi ini sekitar Pukul 08.30 WIB di Mega Kuningan, Jaksel. Hal tersebut untuk meluruskan disinformasi yang terjadi menurut Gerindra.
Rupanya, surat yang dikirim Prabowo tak sampai di tangan SBY. Melalui Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak menerima surat apapun dari Prabowo.
“Kami tidak menerima surat, sama sekali tidak ada surat Prabowo yang kami terima. Oke? Clear itu, ya. Jadi kita luruskan, tidak ada surat Prabowo satu pun yang kami terima,” kata Hinca di rumah SBY.
Sandiaga Uno dan Wisnu Wardhana di Kertanegara
Dua hari jelang pendaftaran capres dan cawapres ditutup, kesibukan terlihat di rumah Prabowo Subianto Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jaksel. Rabu (8/8) malam misalnya, sejumlah elite Gerindra kumpul.
Sejak sore, rumah Prabowo sudah ramai dikunjungi para elite politik. Mulai dari Ketua Dewan Pertimbangan PAN, Amien Rais dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Ada juga Wakil Ketua Dewan pembina Gerindra Sandiaga Uno dan Politikus Demokrat Wishnu Wardhana.
Pembahasan cawapres menjadi salah satu topik utama pembahasan. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon kuat. Di menit akhir, nama Wagub DKI Sandiaga Uno juga dipertimbangkan oleh koalisi.
Sandi tampak hadir sekitar Pukul 20.30 WIB. Setelah Sandi, tampak mantan Timses AHY di Pilgub DKI 2019, Wishnu Wardhana hadir sekitar Pukul 20.55 WIB. Baik Sandi maupun bos Indika Energy tersebut tak memberikan keterangan apapun kepada media yang berada di luar rumah Prabowo.
Wishnu bukan orang baru di Demokrat. Selain dekat dengan keluarga Cikeas, Wishnu selalu terlibat dalam timinti partai pimpinan SBY itu. Pada 2014, Wishnu ikut menjaring capres dari Demokrat melalui konvensi, sebelum akhirnya penjaringan tersebut gagal melahirkan calon pemimpin.
Sandi tampak keluar masuk rumah Prabowo. Pukul 21.30 WIB, dia terlihat meninggalkan rumah Prabowo. Kemudian Pukul 23.00 WIB, Sandi kembali tampak datangi rumah Prabowo. Hanya 30 menit saja, Sandi kembali meninggalkan rumah Prabowo.
Di tengah diskusi yang dilakukan para elite koalisi, pada Pukul 21.29 WIB, tiba-tiba Wasekjen Demokrat Andi Arief mengeluarkan pernyataan keras melalui Twitternya. Andi menyebut, Prabowo jenderal kardus.
Saat itu, Andi sedang berada di rumah SBY, Jl Mega Kuningan, Jakarta. Di situ, para elite Demokrat pun tengah kumpul.
Andi mengungkap mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno kepada PKS dan PAN. Dia juga menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Sehingga, koalisi antara Demokrat dan Gerindra, menurut dia, sudah berakhir.
“Tapi hari ini kami mendengar justru sebaliknya. Ada politik transaksional yang sangat mengejutkan. Itu membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus, jenderal yang enggak mau mikir!” kata Andi usai rapat di rumah SBY, tengah malam tadi.
Namun tudingan tersebut dibantah terang-terangan oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan. Usai rapat di rumah Prabowo, Zulkifli menekankan, tidak ada uang sama sekali seperti tuduhan Andi.
Dia geram. Menurutnya, apa yang disebut Andi merupakan hoaks.
“Itu apa perlu dibahas sesuatu yang enggak ada. Ya enggak usah dibahas lah. Itu bisa dikatakan apa tuh sampah kan. Hoax. Mending ngomong capres aja lah,” katanya.