Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP)/Ist
Kumbanews.com – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi mempertanyakan rilis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang mencantumkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi masuk dalam nominasi finalis tokoh kejahatan terorganisasi dan korupsi 2024.
Padahal, menurut Haidar, hingga saat ini tidak ada satu pun putusan pengadilan yang memvonis Jokowi bersalah melakukan tindak pidana korupsi.
Haidar menilai daftar yang dirilis OCCRP, khususnya terkait Jokowi, hanyalah usulan yang tidak berdasar dari para pemegang hak suara dalam jajak pendapat.
Ketua Umum For Bejo (For Belakang Jokowi), Sugeng Budiono, mendukung kritik Haidar Alwi atas laporan OCCRP tersebut. Tudingan OCCRP terbukti tidak berdasar.
“OCCRP akhirnya mengakui kelemahan risetnya karena tidak memiliki bukti Pak Jokowi korupsi,” kata Sugeng Budiono, Jumat 3 Januari 2025.
Sugeng mengingatkan agar rakyat Indonesia senantiasa menjaga marwah Presiden dan mantan Presiden Republik Indonesia.
Sebab, kata Sugeng, menjadi Presiden bukanlah hal mudah. Hanya putra-putri terbaik bangsa yang mampu mengemban amanah tersebut.
“Jangan mau diprovokasi asing melalui tangan-tangan organisasi yang terkesan independen padahal membawa kepentingan pihak tertentu,” kata Sugeng.
Relawan Jokowi For Bejo mengaku sangat berterima kasih kepada Haidar Alwi yang telah berhasil menjaga marwah Jokowi di mata dunia.
Menurutnya, Haidar Alwi termasuk sosok yang pertama kali mengkritik riset OCCRP pasca organisasi internasional itu memberikan predikat kepada Jokowi sebagai finalis penjahat terorganisasi dan paling korup di dunia.
Menariknya, kritik dari Haidar Alwi adalah yang paling substansial di antara banyak pihak yang menyoroti riset OCCRP tentang Jokowi.
“Sedangkan yang lainnya hanya membela Jokowi tanpa mampu mematahkan tuduhan OCCRP,” pungkas Sugeng.
Mengutip laman resmi OCCRP pada Selasa 31 Desember 2024, Presiden Suriah Bashar Al Assad didapuk sebagai Person of the Year 2024 in Organized Crime and Corruption sebagaimana voting jurnalis dunia serta pembaca.
Di luar nama Bashar Al Assad yang baru-baru ini digulingkan, ada lima tokoh dan pemimpin negara masuk nominasi dan mendapat suara terbanyak di bawah Bashar Al Assad, termasuk Jokowi.
“Para finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah Presiden Kenya, William Ruto; mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo; Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu; mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina; dan pengusaha India, Gautam Adani,” demikian laporan OCCRP.
Sumber: RMOL