Kumbanews.com – Jika Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Makassar, 9 Desember 2020 mendatang gagal diikuti oleh calon petahana, Moh Ramdhan Pomanto (Danny), penantangnya di Pilwalkot 2018 lalu, Munafri Arifudin (Appi) diprediksi akan leading sebagai pemenang.
Survei itu digelar pada 17-26 Juni 2020 dengan melibatkan 1.200 responden yang pilih menggunakan metode multistage random sampling. Proporsi sampel juga disesuai dengan parameter populasi warga Makassar versi Badan Pusat Statistik, seperti demografi agama, gender, dan suku.
Jika Pilwalkot tidak diikuti Danny Pomanto, maka pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-ARB) memimpin dengan tingkat elektabilitas 42,2 persen.
Sementara pasangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Ical-Fadli) memperoleh elektabilitas sebesar 19 persen dan pasangan Irman Yasin Limpo-Yagkin Padjalangi harus puas dengan elektabilitas hanya 4 persen. Dan responden yang belum menentukan pilihan cukup besar yakni 34,8 persen.
Sebenarnya simulasi ini sangat memungkinkan terjadi jika melihat situasi dukungan partai hari ini,”ungkap Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah Senge, di Hotel Trisula, Selasa (30/6/20).
Dia mengatakan jika Pilwalkot tidak diikuti oleh None, maka gantian pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati (Danny-Fatma) yang memimpin dengan tingkat elektoral 36,4 persen. Sementara Appi-ARB diposisi kedua dengan elektabilitas 29,8 persen dan Ical-Fadli diurutan terakhir dengan elektabilitas 17,64 persen, dan responden yang belum menentukan pilihan sebesar 16,1 persen.
Asratillah menambahkan untuk elektabilitas Pak Danny mengalami tren negatif atau turun, dari 44,2 persen di Desember 2019, menjadi 39,6 persen di Februari 2020, dan sekarang tersisa 34,7 persen di Juni 2020.
Di sisi lain, para penantang mengalami tren positif. Elektabilitas Munafri Arifuddin (Appi) naik dari 16,8 persen pada Desember 2019 menjadi 23,1 persen di Februari 2020 dan naik lagi menjadi 28,4 persen di Juni 2020.
Begitupun dengan Syamsu Rizal MI (Ical). Trend elektabilitasnya konsisten menanjak dari 6,5 persen di Desember 2019 menjadi 11,9 persen pada Februari 2020. Sekarang ini, Juni 2020, elektabilitas Ical sudah berada diangka 16,8 persen, “terangnya.
Sementara untuk Irman Yasin Limpo (None) juga mengalami kenaikan elektabilitas namun tidak dalam lompatan yang besar. Pada Desember 2020, None memiliki tingkat elektabilitas 1,8 persen dan naik menjadi 2,9 persen di Februari 2020. Terakhir pada Juni 2020 ini elektabilitas None hanya mencapai 3,4 persen,” pungkasnya. (*)