Kumbanews.com – Presiden Jokowi membeli lukisan ‘Petruk Jadi Ratu, Semar Kusirnya’ karya seniman Djoko Pekik pada Desember 2019.
Jokowi bahkan berencana untuk memajang lukisan tersebut di Istana Kepresidenan Kalimantan Timur kelak.
Menanggapi keputusan ini, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan Jokowi justru membeli lukisan yang menggambarkan dirinya sendiri.
Penyataan tersebut disampaikan Rocky Gerung video unggahan kanal YouTube “Rocky Gerung Official”, Senin (3/3/2020).
“Jadi kalau Pak Jokowi membeli lukisan ‘Petruk Jadi Ratu’ yang mungkin Pak Jokowi sedang membeli otobiografinya,” kelakar Rocky.
Menurut Rocky, karya Djoko Pekik identik bertema sindiran terhadap pemerintah. Begitu pula dengan ‘Petruk Jadi Ratu, Semar Kusirnya”, lukisan tersebut menggambarkan pemimpin yang gagal mengelola negara sehingga malah menimbulkan kekacauan.
“Jadi ratu yang dikendalikan oleh orang yang lebih tahu keadaan. Itu yang disebut sebagai boneka sebetulnya. Jadi itu satire,” kata Rocky.
Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, mestinya sebagai orang Jawa, Jokowi memahami filosofi lukisan tersebut.
“Ini yang menimbulkan banyak spekulasi. Orang menganggap bahwa makin lama makin jelas, tanpa ada ahli Presiden Jokowi telah memperlihatkan otobiografinya,” imbuhnya.
Rocky lalu memandang keputusan Jokowi membeli lukisan Djoko Pekik dalam dua sisi. Secara positif, keputusan itu bisa menjadi pelajaran bagi Jokowi.
“Kalau dia suka dan mengerti, mestinya dia belajar dari lukisan itu,” kata Rocky.
“Tap poin negatifnya, sangat mungkin bahwa itulah nasib Presiden Jokowi sebagai petruk yang di belakangnya ada semar. Ini tafsir kesenian aja,” lanjutnya.
Rencana Lukisan Dipajang di Istana Kepresidenan Kalimantan Timur
Rocky Gerung juga menanggapi rencana Jokowi yang akan memboyong lukisan ‘Petruk Jadi Ratu, Semar Kusirnya’ ke Kalimantan Timur.
“Ya itu sebagai museum seni rupa layak di situ,” ucap Rocky.
Namun kemungkinan besar, kata Rocky, lukisan yang disebut-sebut berukuran 5×2 meter tersebut kemungkinan besar akan diturunkan oleh presiden selanjutnya karena tidak cocok filosofinya.
Rocky berkata, “Ini kan permainan tafsir. Yang lebih ajaib kenapa Presiden mengatakan lukisan akan tiba di istana yang baru. Padahal, istana yang baru belum tentu berhasil karena beberapa semar masih berkelahi tentang apa yang mesti dibangun di situ”.
Ia pun kembali menyinggung rencana pindah ke ibu kota baru dengan menyindir Jokowi.
“Mestinya yang dipindahkan kepala negara bukan ibu kota,” kata Rocky.
Pun bila rencana tersebut tidak jadi, Rocky menyebut lukisan ‘Petruk Jadi Ratu, Semar Kusirnya’ mestinya dipasang di Monumen Nasional (Monas).
“Biar rakyat bisa lihat, pernah ada petruk yang jadi raja dan gagal,” ucap Rocky, memungkasi.(sc)