Kumbanews.com – Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo ( Jokowi), menyampaikan selama tiga tahun terakhir sudah tidak pernah terjadi kebakaran hutan. Ternyata pernyataan ini tidaklah akurat.
“Di bidang lingkungan hidup, kita ingin kebakaran hutan, lahan gambut tak terjadi lagi. sudah kita atasi, dalam 3 tahun tak terjadi kebakaran hutan, lahan gambut, dan itu kerja keras kita semua,” kata Jokowi dalam debat kedua capres di Hotel Sultan, Senayan, Minggu (17/2).
Ternyata berdasarkan penelusuran merdeka.com, menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sepanjang Januari hingga 1 Juli 2017, luas kebakaran hutan di Indonesia mencapai 20.000 hektare. Sementara, pada 2016, luas hutan yang terbakar sekitar 480.000 hektar di Indonesia.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles Brotestes Panjaitan menyebut kebakaran hutan paling banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian Timur.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterbitkan Dinas Kehutanan, terdapat 37.362 hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar selama siaga Karhutla 2018. Kebakaran hutan dan lahan tersebar di 10 dari 17 kabupaten dan kota di provinsi itu.
Karhutla terluas berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan luas 19.408 hektare, disusul Banyuasin (5.812 hektare), Muara Enim (4.404 hektare), Ogan Ilir (3.577 hektare), dan Musi Rawas (1.776 hektare).
Kemudian Musi Banyuasin dengan luas 1.646 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir (289 hektare), Musi Rawas Utara (192 hektare), Palembang (178 hektare), dan karhutla dengan luasan paling sedikit berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur di angka 79 hektare.
Kepala Bidang Pencegahan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengungkapkan, daerah terluas karhutla disebabkan kondisinya lahan gambut sangat luas dan kering. Sehingga sulit dipadamkan jika terbakar. Kebakaran hutan sangat rentan terjadi seiring datangnya musim kemarau setiap tahunnya. (*)