Kumbanews.com – Lembaga pemasyarakatan (Lapas ) kelas ll A Palopo, menampung warga binaan sekitar 800 ratus lebih. Tetapi, seharusnya kapasitas lapas hanya bisa menampung sekitar 300 lebih warga binaan. Ini diakibatkan karena banyaknya pengiriman dari lapas dan rutan lain.
Warga binaan yang ada di lapas Palopo yang menjalin proses hukuman adalah kasus kasus, kriminal, narkoba dan tindak pidana korupsi. Di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas ll.A Palopo ini terdapat beberapa blok kamar untuk tempat warga binaan menjalani proses hukuman mereka. “Jadi, ada blok kamar khusus tahanan perempuan, ada blok kamar tahanan narkoba, ada blok tahanan kriminal dan blok tahanan khusus anak- anak dibawah umur, “ujar Indra Sofyan, Kalapas palopo, saat ditemui belum lama ini.
“Agar warga binaan atau narapidana yang menjalani sisa hukuman, di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas ll.A Palopo ini bisa menjalani hukuman dengan tenang, tidak stres, dan tidak berfikir yang tidak- tidak atau macam macam sampai sisa hukuman warga binaan berakhir dengan putusan bebas. Pihak lapas menyiapkan berbagai fasilitas tempat ibadah seperti masjid, gereja, prasarana olahraga dan tempat rerkreasi untuk menyalurkan bakat mereka di lapas ini. Jadi, bagi warga binaan yang beragama islam ada tempat ibadah masjid, mereka yang beragama kristen ada tempat ibadah geraja. Untuk bisa menyadari diri dan merenungkan kesalahan mereka yang telah dilakukannya dulu waktu masih,di luar sana.”Terang,Indra Sofyan.
Indra juga menambhakan bahwa warga binaan yang suka dengan hobi olahragawan, disiapkan lapangan olahraga didalam lapas dan untuk hobi yang suka berkreasi atau buat kerajinan tangan ada aula tempat mereka bisa berkreasi mengeluarkan bakat mereka.
“Banyak hasil karya warga binaan yang menarik yang telah mereka buat seperti, motor-motor yang terbuat dari koran bekas, bingkai photo, tempat tisu, senjata- senjata mainan, pesawat, pot bunga, mobil- mobil dan gantungan kunci dari bahan plastik bekas. Hasil kerajinan tangan mereka tidak kalah dengan orang yang diluar sana. Mereka bisa bersaing dan bernilai ekonomi kreatif yang bisa dipasarkan diluar sana. Sebagai tempat membina warga binaan, kami tetap berupaya melakukan yang terbaik agar warga binaan sadar dan tidak mengulangi lagi perbuatan mereka di masa lalu. Dengan melakukan pembinaan kerohanian, mengajarkan ketrampilan, buat bekal kelak ada kepercayaan diri. Nanti setelah mereka bebas bisa diterima di masyarakat tanpa terkucilkan,”tutup Indra Sofyan.