Kumbanews.com – Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Sugiman nampaknya “Ogah” dikonfirmasi wartawan terkait tindak kriminal yang terjadi di wilayah Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Hal itu terbukti ketika wartawan mencoba mengkonfirmasi namun, ia seolah-olah tak mempedulikan kehadiran wartawan tersebut.
Sikap dingin dan wajah memelas serta perilaku yang arogan diperlihatkan oleh Iptu Sugiman.
” Waktu itu jam menunjukkan pukul 16.40 Wita, sebelum ketemu pak Kanit saya sempatkan sholat ashar dulu di musallah Polsek Tamalate. Sehabis sholat, tiba-tiba saya mendengar suara pak Kanit. Sayapun buru-buru keluar dari musallah dan menyapa tapi, pak Sugiman hanya menjawab dengan memakai bahasa tubuh menaikan alisnya keatas.” Kata Ucu wartawan kumbanews.com. Senin, 13 Desember 2021.
Ucu juga menambahkan saat ingin memulai pertanyaan tiba-tiba Iptu Sugiman, menerima telepon dari seseorang kemudian perlahan-lahan Iptu Sugiman menjauhi dan meninggalkan wartawan kumbanews, ia menuju ketempat barang bukti hasil tindak kejahatan dan duduk diatas motor.
” Sepertinya Iptu Sugiman mencoba menghindar dan sengaja menelpon lama- lama. Agar saya bosan menunggu dan meninggalkan kantor Polsek Tamalate. Pasalnya, hampir sekitar satu jam lamanya ia menelpon. Dan terlihat dari jauh wajahnya seolah-olah tidak senang dengan kehadiran saya. Dengan memakai baju yang terbuka sekali-kali ia memperbaiki pistol yang terselip di pinggang kanannya, seperti ingin menakut-nakuti saya,” beber Ucu.
Karena mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan, wartawan kumbanews.com pun meninggalkan kantor Polsek Tamalate.
Setelah mendapat perlakuan seperti itu wartawan kumbanews.com mengkonfirmasi AKBP. Astu selaku Penmas Polda Sulsel melalui sambungan telepon. Ia menceritakan sikap Kanit Reskrim Polsek Tamalate Iptu Sugiman yang tidak ingin dikonfirmasi wartawan.
AKBP Astu pun mengaku sangat menyayangkan sikap dari Iptu Sugiman, seharusnya ia tidak bersikap demikian karena menurutnya media adalah mitra Polri.
“Harusnya ia memberikan sambutan yang humanis kepada wartawan, kan polisi dan wartawan adalah rekan mitra. Sikap seperti itu tidak etis. Nanti saya coba konfirmasi kesana,” ucapnya melalui sambungan telepon.
Senada dengan Penmas Polda Sulsel, Ketua LSM Perak Sulsel Adiarsa,SH, juga menyayangkan sikap atau perilaku arogan yang di pertontonkan Kanit Reskrim Polsek Tamalate.
“Polisi adalah abdi negara yang seharusnya sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat. Kalau memang kejadian itu benar adanya bagaimana mau jadi pengayom masyarakat, mitra kerja saja dalam hal ini media diperlakukan tidak senonoh dan tidak bersahabat.” Ucapnya.
Lanjut, Adiarsa “seharusnya oknum seperti Kanit Reskrim tersebut kalau tidak suka dengan media jangan bawa urusan pribadi didalam institusi Kepolisian. Harusnya dia bersikap profesional karena dia adalah pengayom masyarakat. Apalagi rekan wartawan kan ingin wawancara. Kenapa harus menunjukkan sikap yang tidak bersahabat bahkan, seolah-olah ingin menakut -nakuti media dengan memperlihatkan pistolnya disamping kanan celananya. itu kan namanya tidak etis sekali. Dan semoga oknum polisi seperti ini di evaluasi oleh Kapolda Sulsel yang baru atau kirim ke saja ke Papua. Nanti disana dia tunjukkan sikapnya.” Tandasnya.
Adiarsa juga menambahkan bahwa organisasi kepolisian, sebagaimana organisasi pada umumnya, memiliki “ Etika” yang menunjukkan perlunya bertingkah laku sesuai dengan peraturan-peraturan dan harapan yang memerlukan “ kedisiplinan” dalam melaksanakan tugasnya sesuai misi yang diembannya yaitu selalu mempunyai aturan intern dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme, budaya organisasi serta untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan pelaksanaan tugas sesuai tujuan, peranan, fungsi, wewenang dan tanggung jawab dimana mereka bertugas dan semua demi untuk masyarakat . Persoalan etika adalah persoalan kehidupan manusia. Tidak bertingkah laku semata-mata menurut naluri atau dorongan hati tetapi, bertujuan dan bercita-cita baik mempunyai moralitas kebiasaan yang baik.
Lihat video: