Kumbanews.com – Setelah Gerakan 30 September gagal, kemarahan rakyat pada Partai Komunis Indonesia meledak. Para mahasiswa setiap hari berdemo di kantor-kantor menteri dan jalanan Kota Jakarta.
Mereka meminta Presiden Soekarno menurunkan harga, membubarkan PKI dan merombak kabinet Dwikora.
“Bubarkan PKI, Reetol Kabinet Dwikora dan Turunkan Harga!”
10 Januari 1966, teriakan massa Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu membakar langit Jakarta. Mereka geram pada Presiden Soekarno yang tak membubarkan Partai Komunis Indonesia yang dituding bertanggung jawab atas peristiwa G30 September.
Para mahasiswa juga kesal melihat perilaku koruptif para menteri di Kabinet Dwikora. Di tengah kesulitan rakyat, para menteri hidup berfoya-foya.
Kadang mahasiswa juga berdandan dengan kimono untuk menyindir istri Soekarno Ratna Sari Dewi alias Naoko Nemoto yang mereka sindir sebagai ‘hadiah’ dari Jepang. Tak cuma itu, rumah Hartini pun dicoret-coret dengan tulisan ‘Lonte Agung’. Lonte artinya wanita murahan atau wanita penghibur.
Para mahasiswa bergerak ke rumah para menteri dan Istana Negara. Menteri Chairul Saleh dituding jadi otak kenaikan harga sementara Soebandrio disebut sebagai antek Peking (China).
Mereka juga membuat tulisan yang membuat Soekarno berang. “Stop import istri atau Istana Sarang Lonte!”
Jelas Soekarno mengamuk. Dia kemudian memanggil perwakilan-perwakilan mahasiswa yang sering berdemo.
Soekarno marah-marah. Dia membubarkan KAMI pada 26 Februari 1966 dan mengeluarkan larangan demonstrasi. Hal itu tercantum dalam surat keputusan No. 41/Kogam/1966.
Namun gerakan mahasiswa dan pelajar tak surut. Demonstrasi besar-besaran terus terjadi.
TNI ada di belakang melindungi para mahasiswa itu. Dalam biografinya Soeharto memberikan perintah langsung pada Jenderal Kemal Idris, Kepala Staf Kostrad untuk menjaga para mahasiswa dari serangan Tjakrabirawa, pasukan pengawal Bung Karno.
“Saya menaruh harapan pada anak-anak muda yang mengadakan demonstrasi itu,” kata Soeharto.
11 Maret 1966, lahirlah surat perintah yang kontroversial itu. Dalam perintahnya, Soekarno memberikan wewenang pada Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Inilah titik awal kejatuhan Orde Lama.
Berbekal surat perintah itu, Soeharto langsung membubarkan PKI. Pukul 06.00 WIB, RRI menyiarkan pengumuman pelarangan PKI beserta seluruh underbouwnya.
Mayjen Kemal Idris pun membangunkan beberapa mahasiswa yang tertidur di markas Kostrad.
“Kalian menang. PKI dibubarkan!” Kata Kemal yang disambut kegembiraan para mahasiswa.
Di jalan-jalan pun rakyat menyambut pembubaran PKI. Mereka bersorak-sorai menyambut parade militer yang digelar Soeharto. Saat itu rakyat dan mahasiswa seolah merasa perjuangan mereka berhasil.
Kelak, puluhan tahun kemudian, gerakan mahasiswa pula yang menggulingkan Soeharto tahun 1998.
Source:
https://www.merdeka.com/peristiwa/tritura-senjata-mahasiswa-gulingkan-presiden-soekarno.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/ketika-soekarno-marah-istrinya-dibilang-lonte-oleh-mahasiswa.html