Lebih dari Sekadar Alas Makan: Daun Pisang yang Bernilai Ekspor Tinggi

Daun pisang (Net)

Kumbanews.com – Daun pisang tidak hanya populer sebagai pembungkus makanan karena ukurannya yang lebar, tetapi juga menyimpan berbagai manfaat bagi kesehatan. Hampir seluruh bagian tanaman pisang—mulai dari daun, jantung, buah, hingga batang—memiliki nilai jual. Hal ini menjadikan daun pisang memiliki potensi bisnis, termasuk peluang ekspor yang menjanjikan.

Data Kementerian Perdagangan mencatat, ekspor daun pisang asal Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2018, volume ekspor mencapai 7.905 ton dengan nilai sekitar 4,2 juta Dolar AS atau setara Rp 6,5 triliun.

Bacaan Lainnya

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Thailand menjadi importir utama daun pisang Indonesia dengan volume 38.200 kg, disusul Inggris dan Vietnam masing-masing 24.000 kg, serta Amerika Serikat 21.000 kg. Tren ini menunjukkan permintaan daun pisang terus meningkat, terutama di negara-negara yang mengedepankan konsep keberlanjutan.

Berdasarkan Export Potential Map, Jepang memiliki potensi impor daun pisang dari Indonesia mencapai 313 ribu Dolar AS, sedangkan Australia diperkirakan mencapai 2,4 ribu Dolar AS. Meski begitu, peluang ekspor ke kedua negara ini belum sepenuhnya terealisasi. Di Australia dan Jepang, daun pisang digunakan sebagai alternatif kemasan ramah lingkungan, pengganti plastik yang sulit terurai. Selain itu, daun pisang juga diolah menjadi berbagai produk, seperti tas, dompet, topi, hingga bingkai foto.

Selain manfaat ekonomis, daun pisang juga kaya khasiat untuk kesehatan, mulai dari membantu perawatan kulit hingga berpotensi mencegah penyakit jantung. Kebutuhan daun pisang juga semakin meningkat di negara lain, seperti Arab Saudi dan Jerman, yang menggunakannya sebagai pembungkus makanan ramah lingkungan. (**)

Pos terkait