Lelaki Itu Bernama Gembong, A Real Leader With Strong Characters

  • Whatsapp

Oleh:Pambudi Sunarsihanto

DI sebuah desa, di pedalaman pulau Kalimantan, jauh dari keramaian kota besar, lelaki muda itu duduk di warung sederhana, bersama sopir dan mandor di tempat penambangan batubara.

Bacaan Lainnya

Mungkin tak ada yang menyangka , bahwa lelaki itu adalah lulusan ITB, putra seorang dosen yang terhormat, dan lulusan MBA sebuah Universitas keren di Amerika Serikat.

Dia tidak memperdulikan kotornya debu yang melekat di wajah dan tubuhnya. Dia tidak memperdulikan ributnya suara truk-truk yang lewat di jalan kotor itu. Dia tidak memperdulikan betapa sederhananya menu makanan warung itu.

Lelaki itu mengerti, ada dua kata yang tidak bisa berjalan bersama, “Nyaman” dan “Maju”. Kalau kita mau nyaman, ya memang kita tidak akan maju-maju. Kalau kita memang mau maju, ya memang perjalanan hidup kita tidak akan nyaman.

Dan ketidaknyamanan itulah yang sedang dijalani di pedalaman yang terpencil itu.

***

Padahal beberapa tahun sebelumnya, dalam usia 29 tahun, dia menerima sebuah order pekerjaan senilai 50 juta dollar untuk mengerjakan sebuah project di Newmont.

Project itu berhasil diselesaikan dengan baik. Namun memang kita tahu, badai kehidupan seringkali membuat kita terangkat ke atas, dan kadang juga ada badai yang menghempas yang membuat kita terpuruk ke dasar laut yang paling dalam.

Krisis ekonomi tahun 1999 menghempaskan kehidupan lelaki ke lobang kegagalan yang tragis. Mimpi yang tadinya dirajut pelan-pelan dengan penuh harapan, ternyata hancur berkeping-keping.

***

Pada saat seperti itu mungkin banyak yang akan menyerah, putus asa, mungkin mencari pekerjaan lain, atau bahkan frustasi.

Lelaki itu tidak menyerah, dengan sisa uang di tangannya dia merantau ke Kalimantan… dan memulai dari bawah, belajar lagi semua, dan mengais-ngais ilmu dan rezeki pelan-pelan.

Di desa Stagen, Kota Baru, Kalimantan, dia memulai lagi kehidupannya. Bekerja serabutan, dari mengecat Gedung, memperbaiki kerusakan di Pelabuhan, sampai membuat desain gambar.

Usaha memang tidak akan mengkhianati hasil.

***

Pelan-pelan tanda-tanda keberhasilan mulai tampak. Perusahaan yang didirikannya mulai bertumbuh pesat. Bahkan dia sempat membuka perusahaan trading oil dan gas di Singapura.

Sempat menjadi Direktur Utama di BUMN, sekarang Lelaki itu focus pada beberapa bidang usaha yang ditekuninya di Bandung, bersama istri dan 6 orang anaknya (3 anak kandung, dan 3 anak yatim keponakannya yang diperlakukan seperti anaknya sendiri).

Lelaki itu bernama Gembong Primadjaja, lulusan Teknik Mesin ITB. Yang sekarang fokusnya sudah beralih dari mencari kesuksesan untuk dirinya sendiri menjadi bagaimana menebar manfaat bagi sesama alumni (From Success to Significance…).

***

Saya mengenal banyak orang sukses. Tetapi ada satu hal yang Kang Gembong punya, semangat juang, untuk selalu bangkit dari kegagalan-kegagalannya, sampai akhirnya dia mencapai keberhasilan yang sekarang.

***

Passion, Purpose, Persistance, begitulah saya mengenalnya.

***

Passion: Kang Gembong enjoy melakukan semua yang dilakukannya. Saya melihat energi yang besar dalam setiap gerakannya.

Purpose: Dia mempunyai tujuan yang jelas, dan akan melakukan semua usaha untuk mencapainya, demi manfaat bagi sesama.

Persistance: Kang Gembong mengerjakan banyak hal yang tidak mudah, tetapi usahanya keras dan tidak pernah menyerah.

***

Tiga karakter itulah yang harus dipunyai oleh seorang leader.

Sering kali leadership bukan hanya bertumpu pada kompetensi dan kepintaran seseorang (dan itulah mengapa prestasi kehidupan dan kemajuan karier kita seringkali tidak bergantung pada tingginya nilai IP kita di Universitas) . Selain kompetensi, kita memerlukan kekuatan karakter, ketangguhan, ketegaran, dan kepribadian yang tangguh: Passion, Purpose, Persistence!

Dan saat ini, Ikatan Alumni ITB, memerlukan seorang leader dengan strong characters seperti itu.

Salam hangat.

(Penulis adalah praktisi Human Resources. Saat ini bekerja sebagai Direktur Human Resources, Blue Bird Group.)

 

 

Pos terkait