Lukas Enembe Emosional Saat Disinggung Trans Papua: Rakyat Membutuhkan Kehidupan Bukan Hanya Pembangunan

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Gubernur Papua, Lukas Enembe menegaskan rakyatnya membutuhkan kehidupan, bukan hanya pembangunan.

Lukas Enembe menjelaskan bahwa orang Papua membutuhkan kehidupan bukan pembangunan.

Bacaan Lainnya

Hal itu diungkapkan oleh Lukas Enembe saat menjadi bintang tamu di acara ‘Mata Najwa’, Rabu (21/8/2019).

“Orang Papua perlu butuh kehidupan bukan pembangunan,” kata Lukas Enembe dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).

“Butuh kemanusiaan,” imbuh Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan Junaedi yang turut menjadi bintang tamu.

Pembangunan infrastrutruktur di Papua dianggap belum menuntaskan masalah di Papua.

Lukas Enembe mengatakan, orang Papua biasanya tak melewati jalan Trans Papua.

“Itu bukan tentu orang Papua, Papua tidak pernah lewat jalan yang dibangun.”

“Mereka tidak punya apa-apa mereka butuh kehidupan,” ungkap Lukas Enembe.

Kemudian, Andy Irfan turut menambahkan bahwa Human Development Index (HDI) orang Papua masih rendah.

HDI adalah ukuran seseorang pada tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, pemahaman huruf-huruf, dan standar hidup seseorang.

“Ya enggak usah kita pake repot-repot coba lihat Human Development Index sebagai peristiwa paling standar,” jelas Andy Irfan.

Sebelumnya, Andy Irfan bertanya-tanya seberapa efektif orang Papua membutuhkan Trans Papua.

“Sama sekali, justru saya melihat itu yang bermasalah. Coba tanya pada teman-teman Papua, apakah mereka butuh jalan Trans Papua?,” tanya Andy.

“Siapa yang butuh, orang Indonesia-kah atau orang Papua-kah?”

Ucapan Andy sempat terhenti, sedangkan Najwa Shihab dan penonton satu studio terdiam.

“Saya bilang pembangunan itu penting, perlu. Tapi bagaimana proses perencanaan pembangunan dan implementasi pembangunan itu dilakukan mengedepankan kemanusiaan,” ujar Andy.

“Jakarta belum melihat Papua dengan pendekatan itu. Papua memiliki tingkat kekerasan yang panjang. Papua punya cerita berbeda dibanding provinsi lain. Kalau melihat Papua disamakan dengan maka kita akan terjebak di cerita yang sama,” paparnya.

Dijelaskan Andy, bahwa Papua membutuhkan guru, bukan senjata.

“Yang dikirim tentara, orang Papua butuh guru. Bukan butuh senjata. Orang Papua butuh ilmu, bukan dicaci. Itu yang penting,” ungkapnya. [tr]

Pos terkait