Kumbanews.com – Tindakan Staf Khusus Presiden, Andi Taufan Garuda Putra, yang memanfaatkan momen pandemik Covid-19 dengan menyurati camat seluruh Indonesia untuk ‘menitip’ perusahannya, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19 membuat publik mengelus dada.
Demikian yang disampaikan pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago dilansir RMOL, Jumat (17/4).
“Ini kan nggak beradab dan nggak punya akhlak. Kalau di negara lain mungkin perilaku semacam ini sudah dihukum berat karena mengusik rasa kemanusiaan dan tak beradab,” tegas Pangi.
Oleh karena itu, menurutnya, ini merupakan momentum yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk menilai para pembantunya, dalam hal ini mereka yang ada dalam inner circle-nya.
“Apakah benar-benar mau pasang badan, menyelamatkan negara dan pemerintahan, mana menteri yang cuci tangan, menghilang ketika sedang dibutuhkan negara, sehingga terkesan Jokowi bekerja sendiri,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menambahkan, tindakan Staf Khusus Milenial ini sudah semestinya masuk dalam catatan Jokowi.
Sehingga nanti ketika harus ada reshuffle, Jokowi sudah tidak pusing lagi mana menteri yang perlu dipertahankan dan mana yang tidak bisa dipakai lagi. Termasuk evaluasi total Staf Khusus Presiden yang menurut Pangi tak punya kontribusi nyata, kecuali bagi-bagi proyek di saat pendemik Covid-19.
“Termasuk menteri yang hanya memikirkan bagaimana perusahaannya aman, kepentingan usahanya aman, tapi di hatinya masa bodoh dengan kemaslahatan rakyat,” pungkasnya. (Rm)