Kumbanews.com – Mantan petinggi intelijen TNI melihat jika wabah Virus Corona yang membuat khawatir dunia saat ini tidak ada unsur kesengajaan atau pun serangan senjata biologi yang diduga milik China. Hal itu diungkapkan eks Kepala Badan Intelijen Strategis (KaBais) TNI, Soleman B Ponto.
“Saya melihat indikator adanya kesengajaan belum ditemukan pada virus mematikan itu. Artinya, ini tidak dibuat-buat tetapi alamiah yang sekarang sedang dicari penyebabnya,” kata dia, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa malam, 4 Februari 2020.
Purnawirawan bintang dua dari TNI AL itu mengaku memang dalam perkembangannya produk nirmiliter bisa digunakan sebagai senjata. Sebut saja senjata nuklir, biologi dan kimia atau nubika. Namun, ia memandang bahwa Virus Corona yang datangnya dari Wuhan, China, jangan terlalu terburu-buru disimpulkan sebagai sebuah bentuk rekayasa.
“Tapi setelah beberapa hari melihat perkembangannya ternyata para ahli ini sudah bisa melihatkan ada track-record yang dibuat virus ini sebelumnya,” tutur Soleman. Jika mengacu bahwa opini Virus Corona digunakan sebagai senjata biologi, menurut Soleman, masih sulit untuk dibuktikan.
Lalu, apabila hipotesa metode nuklir atau kimia dapat digunakan sebagai senjata pemusnah massal, maka hal itu merupakan barang mati atau bisa dikendalikan.
“Tapi kan biologi ini barang hidup. Bisa-bisa kembali kepada yang membuatnya sehingga melihat perkembangan, ini tidak mungkin dibuat khusus oleh dan ke China,” papar Soleman.
Sebelumnya, Virus Corona terkonfirmasi positif pada empat wanita yang menetap di Singapura melalui penularan lokal. Salah satu di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang tak memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, China.
Dua orang yang terpapar Virus Corona bekerja di Yong Thai Hang, sebuah produk kesehatan China di Cavan Road Lavender. Sementara, orang ketiga yang terinfeksi adalah asisten rumah tangga dan orang keempat adalah pemandu wisata yang membawa rombongan di toko yang sama.
Adapun WNI yang terpapar Virus Corona bekerja sebagai asisten rumah tangga tersebut. Wanita 44 tahun itu tinggal bersama majikannya di rumahnya di Jalan Bukit Merah.
“Dia melaporkan gejala pada hari Minggu dan tidak meninggalkan rumahnya sejak saat itu. Dia telah dibawa ke Singapura General Hospital pada hari Senin,” demikian dilaporkan otoritas Singapura, dikutip dari laman Straits Times.[vv]