Kumbanews.com – Asap tipis mengepul dari tungku kayu bakar yang terus menyala di sudut dapur sederhana. Aroma rempah-rempah bercampur dengan gurihnya kuah daging menyeruak ke udara, menggoda siapa pun yang melintas. Inilah suasana yang akan Anda temui ketika singgah di Warung Coto Berkah Khas Tungku, milik Ibu Ela, di Jalan Malengkeri Raya, Kota Makassar.
Sejak dibuka pada tahun 2024 lalu, warung ini telah mencuri perhatian para pecinta kuliner, terutama mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang lokasinya hanya sepelemparan batu dari warung tersebut. Keistimewaannya bukan hanya pada cita rasa, tetapi juga pada cara memasaknya. Di saat kebanyakan warung coto beralih ke kompor modern, Ibu Ela tetap setia dengan tungku tradisional.
“Cotonya sangat lezat, dagingnya lembut sekali. Rasanya beda dengan coto lain yang pernah saya coba,” tutur Fira, salah seorang pelanggan setia yang ditemui, Selasa (16/9/2025).
Ibu Ela, yang berasal dari Enrekang, mengaku bahwa resep coto yang ia racik merupakan warisan keluarga. Bumbu khas daerah dipadukan dengan teknik memasak tradisional, menghasilkan kuah pekat dengan rasa mendalam yang sulit ditandingi.
Bukan hanya itu, warung ini juga punya senjata rahasia, sambel tauco khas buatan tangan Ibu Ela. Sambel ini memberi sentuhan manis-pedas-asin yang unik, membuat setiap suapan coto semakin berkesan.
Meski cita rasanya istimewa, harga yang ditawarkan tetap ramah di kantong. Satu porsi coto hanya Rp12.000, sementara ketupat beraroma daun pandan dibanderol Rp2.000. Tak heran jika warung ini tak pernah sepi pengunjung mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, hingga keluarga yang ingin mencicipi kuliner otentik Sulawesi Selatan.
Lebih dari sekadar tempat makan, Warung Coto Berkah Khas Tungku menghadirkan suasana hangat ala warung tradisional. Senyum ramah Ibu Ela dan aroma kayu bakar yang khas membuat siapa pun merasa seperti sedang menikmati hidangan di rumah sendiri.
Bagi Anda yang mencari pengalaman kuliner berbeda, coto khas tungku ini bisa jadi pilihan tepat. Sebab, setiap sendok kuahnya bukan hanya menyajikan rasa, tetapi juga cerita tentang tradisi yang dijaga dengan sepenuh hati.
Penulis: Flo
Editor: Fyla Abdul