Mirip Pinokio, Katak Bertanduk Ditemukan di Ibukota Baru Indonesia

  • Whatsapp

Kumbanews.com –  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan spesies katak jenis baru di wilayah ibu kota baru Indonesa, Kalimantan.

Katak tanduk yang merupakan penemuan spesies baru di Kalimantan itu dinilai sangat mirip dengan katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Bacaan Lainnya

Katak jenis baru ini memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih pendek jika dibandingkan dengan katak pinokio. Juga sepasang lipatan lateral tambahan pada sayap

“Jenis baru ini dikoleksi dari ekspedisi yang dilakukan di pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, juga di Bario, Sarawak dan pegunungan Crocker di Sabah, Malaysia,” jelas peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy.

Seperti dilansir dari Betahita, penemuan jenis baru ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa vol. 4679

Secara akustik, suara individu jantan dari jenis baru ini memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan katak-tanduk pinokio.

“Berdasarkan hasil analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys kalimantanensis,” kata Amir seperti diberitakan JawaPos.com, Rabu (16/10/2019).

Peneliti LIPI juga berhasil menemukan tiga spesies baru kodok wayang dari hutan dataran tinggi Sumatera.

Spesies sigalegalephrynus gayoluesensis ditemukan di Gayo Lues, Aceh. Kemudian sepsies sigalegalephrynus burnitelongensis ditemukan di gunung Burni Telong. Sedangkan sigalegalephrynus harveyi berasal dari gunung Dempo, Sumatera Selatan.

”Genus Sigalegalephrynus memiliki lebih banyak spesies endemik dibandingkan genus kodok lainnya di Indonesia,” ujar Irvan Sidik dari Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Hasil analisis filogenetik mengindikasikan terdapat perbedaan taksonomi antara kodok di dataran tinggi utara dan selatan.

“Hasil identifikasi karateristik morfologis, genetik dan akustik dari ketiga spesies baru tersebut berbeda dengan dua spesies genus Sigalegalephrynus sebelumnya yaitu Sigalegalephrynus mandailinguensis, dari gunung Sorikmarapi, Sumatera Utara dan Sigalegalephrynus minangkabauensis dari gunung Kunyit, Jambi,” ujar Irvan.[psid]

Pos terkait