Kumbanews.com – Pernyataan Kepala Staf Keperesidenan Moeldoko yang menyatakan peristiwa penusukan yang dialami pendakwah Syekh Ali Jaber bukan kriminilasi ulama mendapat sentilan dari salah satu inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Mantan Jurubicara Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur itu menegaskan KAMI berpendapat kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber ini tidak berdiri sendiri. Hal itu, kata Adhie Massardi, bila berkaca di sejumlah peristiwa sejenis di seantero Indonesia sebelumnya dan dan yang akan datang.
“Negara punya instrumen kuat untuk usut kasus begini hingga ke pusat pengendalinya,” terang Adhie Mashardi dala Twitter pribadinya, Rabu (16/9).
“Baik ulama dan pelaku sama-sama korban kebiadaban mereka,” sambung Adhie Massardi.
Sebelumnya Adhie Massardi juga meposting tentang pentingnya melacak riwayat pergaulan penusuk ulama Syekh Ali Jaber minimal satu bulan terakhir.
“Siapa saja orang gila yang pernah ketemu Penusuk Ulama, nanti akan ketahuan di mana markas orang-orang gila yang sebenarnya, dan ideologi apa yang bikin mereka gila,” pungkas Adhie.
Diberitkan sebelumnya, Kepala Staf Keperesidenan Moeldoko menyatakan pemerintah mengecam keras aksi penusukan dan tindak kekerasan terhadap ulama. Pemerintah juga meminta polisi mengusut tuntas kasus ini.
“Ini bukan kriminalisasi ulama, Syekh Ali Jaber adalah korban,” terang Moeldoko dilansir Berita Politik RMOLNetwork, Selasa (15/9)
Peristiwa penusukan yang dialami Syekh Ali Jaber terjadi saat mengisi sebuah acara di Bandarlampung, Minggu sore (13/9) sekitar pukul 16.30 WIB.
Syekh Ali Jaber mendapat luka di lengannya karena serangan senjata tajam tersebut. Penusukan terjadi ketika Ali tengah mengisi acara ceramah di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung. []