Kumbanews.com – Staf Khusus Presiden Jokowi dari kalangan anak muda, Gracia Billy Mambrasar, kena nyinyir warganet akibat cuitannya soal penerapan Pancasila. Dia juga tersandung tagar #StafsusRasaBuzzeRp gara-gara menyinggung perkubuan politik. Badan yang menggawangi urusan ideologi Pancasila berbicara.
“Dia harus bijak, karena dia menjadi teladan dalam mengaktualisasikan Pancasila. Dia harus mampu menjadi negarawan, dan negarawan tidak tergantung usia,” kata Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo kepada wartawan, Minggu (1/12/2019).
Anak muda juga harus mampu menjadi negarawan bila anak muda itu menjadi pejabat. Negarawan harus mampu menjadi pelayan publik dan tak lagi terlibat perkubuan politik.
“Harus punya pengetahuan tata negara, etos, dan patos (simpati/belas kasihan) yakni pejabat negara harus berhati-hati dalam ber-statement supaya pernyataannya tidak multitafsir,” kata Benny.
Ada frasa ‘kubu sebelah’ dalam kicauan Billy. Billy meminta maaf atas kicauan yang telah dihapus itu. Billy mengatakan tak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat mana pun. Billy bahkan menambahkan tagar #StafsusRasaBuzzeRp di cuitan permohonan maafnya itu.
Terkait penerapan ideologi Pancasila sesuai dengan kondisi kekinian anak-anak muda, BPIP mengajak para stafsus milenial itu untuk bekerja sama. BPIP sudah memikirkan implementasi Pancasila sejak Badan ini masih sebagai Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
“BPIP siap bersinergi dengan Staf Khusus tentang masukan untuk program milenialnya,” kata Benny.
Dia menjelaskan, upaya-upaya yang sudah dilakukan BPIP untuk membumikan Pancasila ke anak-anak muda masa kini. BPIP menyelenggarakan penghargaan berupa 72 ikon prestasi Indonesia pada 2018, dilanjutkan dengan 74 ikon prestasi Indonesia pada 2019. Ikon-ikon tersebut adalah anak bangsa yang berprestasi dalam bidang intelektual, budaya, hingga sains. Akan diadakan pula Kemah Pancasila Pelajar Indonesia pada 13-15 Desember nanti di Tebing Breksi, Prambanan, Sleman, DIY.
“Kami juga membumikan Pancasila lewat menyapa kampung yang mengubah kehidupan sosial ekonomi, pembumian Pancasila ke generasi milenial lewat gerakan anak milenial, merangkul BUMN dan pengusaha untuk mengaktualisasikan sila kelima, dan memberi arah kebijakan pembumian Pancasila berupa buku Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila (GBHIP),” tutur Benny.
Benny membantah anggapan bahwa tugas BPIP telah diambil alih oleh para stafsus milenial Jokowi, yang Billy ada di dalamnya. BPIP justru terbuka bila para stafsus bekerja sama dengan BPIP untuk mengurusi ideologi negara ini.
“Intinya dalam mengarusutamakan Pancasila, butuh sinergi. Ini karena ideologi Pancasila bisa diwujudkan dalam kebijakan dengan mewujudkan kesejahteraan lewat gotong royong,” tutur Benny.
Kontroversi seputar Billy akhir-akhir ini berawal dari unggahannya melalui Twitter-nya @kitongbisa pada Jumat (29/11). Melalui akun @kitongbisa, Billy mencuit dan mengunggah foto bersama para stafsus milenial lainnya yang duduk melingkari meja di dalam ruangan. Mereka bicara soal implementasi Pancasila dengan konsep kekinian. Netizen menganggap itu adalah pekerjaan BPIP, bukan stafsus milenial.
“Stafsus milenial kok ngumpulnya bareng. Emang nga ada tupoksi ya? Sampai kerjaan BPIP kalian embat juga?” tulis salah satu netizen. Billy pun menjelaskan unggahannya itu. Dia mengatakan, dengan satu posting-an itu, bukan berarti hanya hal tersebut yang mereka kerjakan. Billy sebetulnya tidak mempersoalkan nyinyiran di media sosial. Sebab, menurutnya, pro dan kontra akan selalu ada meski apa pun yang dilakukan.
Tentang yang nyinyir, hal apa pun yang kita lakukan, itu pasti akan ada nyinyiran, dan saya sendiri sudah terbiasa,” ujar Billy lewat sambungan telepon.(dtk)