Kumbanews.com – Nepal resmi memiliki perdana menteri baru setelah gejolak politik yang memicu kerusuhan besar di ibu kota. Mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki, dilantik sebagai perdana menteri transisi pada Jumat, 12 September 2025.
Karki yang kini berusia 73 tahun disumpah oleh Presiden Ram Chandra Paudel dalam upacara di istana kepresidenan. Prosesi tersebut disiarkan langsung oleh televisi pemerintah.
“Selamat! Kami mendoakan kesuksesan Anda, mendoakan kesuksesan negara ini,” ujar Paudel kepada Karki, dikutip AFP, Sabtu (13/9/2025).
Dalam pelantikan, Karki tampil mengenakan sari merah dan beberapa kali memberi salam tradisional dengan menyatukan kedua tangannya. Namun, ia tidak menyampaikan pidato.
“Ini adalah momen kemenangan. Akhirnya kekosongan kekuasaan telah berakhir,” kata Amrita Ban, salah satu demonstran dari kelompok Gen Z.
Penasihat Pers Kepresidenan, Kiran Pokharel, memastikan pembentukan dewan menteri segera dilakukan.
“Sebuah dewan menteri akan dibentuk setelahnya, dan proses lain akan menyusul,” ucapnya.
Pelantikan Karki berlangsung setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri, disusul Presiden Paudel beberapa jam kemudian. Kedua tokoh itu mundur di tengah gelombang protes besar pada 8 September 2025, yang awalnya digerakkan anak muda lalu berkembang menjadi kerusuhan hingga menyerang rumah-rumah pejabat.
Menurut laporan CNN, kekosongan kepemimpinan sempat membuat Nepal tanpa figur eksekutif. Situasi semakin runyam setelah pemerintah memblokir 26 platform media sosial populer, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, hingga X, akibat perusahaan teknologi dinilai tak mematuhi regulasi baru.
Meski begitu, akar persoalan dinilai lebih dalam, yakni ketimpangan ekonomi dan tingginya angka pengangguran yang lama membayangi masyarakat Nepal. Kerusuhan kali ini bahkan disebut sebagai yang terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan runtuhnya monarki pada 2008, dengan korban tewas mencapai 51 orang.
Militer sempat turun tangan dengan memberlakukan jam malam. Setelah dua hari negosiasi intensif antara Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel, Presiden Paudel, dan kelompok aktivis muda “Gen Z”, disepakati menunjuk Karki sebagai pemimpin transisi.
Sebelumnya, ribuan pemuda menggunakan aplikasi Discord untuk merumuskan langkah politik mereka hingga akhirnya sepakat mengusulkan nama Karki sebagai perdana menteri baru.
Sumber: RMOL





