Pabrik Jely-jely di Tamalate Resahkan Warga, Aroma Limbahnya Mengeluarkan Bau Busuk

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Kurangnya pengawasan pemerintah Kota Makassar mengeluarkan izin rekomendasi tanpa mengkaji terlebih dahulu terkait izin usaha, sehingga menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.

Sepertihalnya terjadi di wilayah Kecamatan Tamalate, Kelurahan Barombong, Kota Makassar. Lagi- lagi warga diresahkan dengan adanya usaha makanan Jely – jely.

Bacaan Lainnya

Bahkan pihak kecamatan, kelurahan hingga RT dan RW berani mengeluarkan surat rekomendasi izin usaha, tanpa melihat faktor gangguan disekitar lingkungan tempat mereka mendirikan usaha. Padahal mereka tahu kalau mendirikan pabrik atau gudang dalam kota sudah ada Perda yang mengatur hal tersebut.

Karyawan Alfamart Adit, salah satunya yang mengeluhkan adanya pabrik pembuat makanan Jely-jely. Ia mengaku terganggu dengan adanya pabrik tersebut. Bagaimana tidak pabrik yang beredekatan dengan Alfamart itu mengeluarkan aroma bau busuk yang disebabkan dengan limbah yang mereka buang di depan Ruko pabrik Jely-jely.

“Kami karyawan sangat terganggu karena limbahnya mengeluarkan bau yang sangat busuk. Bahkan kami terkadang ingin muntah. Dan yang membuat kami jengkel limbahnya itu dibuang di depan rukonya. Bahkan sampai berkarung- karung.” Ucap Adit, Selasa18 Juli 2019.

Lanjut Adit mengatakan, “pintu mereka selalu tertutup hanya karyawan yang boleh masuk dan setiap pagi itu ada mobil pribadi yang mengangkut hasil produksi yang ada di dalam Ruko itu.”

Kalau masalah izin pak, saya tidak tau karena tertutup terus, hanya sekali- kali terbuka ketika ada hasil produksi yang keluar dan karyawan mereka yang pulang kerja.” Beber Adit, Selasa 18 Juni 2019.

Sementara itu Mandor atau adik pemilik usaha, Jely-jely  yang berada di Jalan Andi Mappainga, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Hartono mengatakan, “soal izin saya tidak tau, saya cuma melakukan pengawasan kepada karyawan yang bekerja disini.” Ucapnya.

“Memang dia (pemilik pabrik Jely-jely) kakak saya tapi, posisi saya disini hanya sebatas Mandor saja dan tidak tau masalah izin- izinnya. Untuk masalah itu nanti kita bertemu langsung sama bos nya, sebab saya juga pekerja ji. Pemiliknya tinggal di daerah Tanjung pak kita tanyakan mi nanti kepada pemiliknya.” Tutur Hartono.

Kumbanews.com mencoba menghubungi pemilik pabrik, ia pun berjanji ingin bertemu, tapi sampai saat ini pemilik tersebut tidak menepati janjinya. Kami pun mencoba menghubungi nomor Mandor Hartono tetapi tidak diangkat, dan hanya mengirim pesan singkat, ” maaf nomor bapak saya blokir.”

 

Editor/ Penulis: Muh. Yusuf Hafid

Pos terkait