Kumbanews.com – Seorang ibu rumah tangga (IRT) kecewa terhadap pelayanan yang ia terima dari RS. Hermina, Jalan Toddopuli Raya Timur, kota Makassar.
Sebut saja MIW(50)tahun, wanita paru baya ini mengaku diterlantarkan saat ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, bahkan bukan hanya itu MIW juga mengaku dirinya dilecehkan oleh oknum perawat dengan kata-kata yang tidak pantas.
Kepada kumbanews MIW membeberkan, pada Selasa (4/07/2023) jelang maghrib dirinya mengalami sesak napas dan tekanan darah tinggi, kemudian MIW meminta tolong kepada anaknya untuk diantarkan ke RS Hermina yang kebetulan jarak rumah anaknya tidak jauh dari rumah sakit itu. Setelah MIW dan anaknya tiba di Hermina, anak MIW mengatakan ke perawat kalau ibunya mengalami sesak nafas, akan tetapi perawat tersebut tidak melakukan tindakan.
” Saya tiba di RS. Hermina pada pukul 17.30 setelah shalat magrib. Kemudian saya langsung keruang Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit Hermina, setelah menunggu beberapa lama jelang shalat Isya, barulah perawat tersebut memanggil saya untuk pemeriksaan tekanan darah dan hasilnya 170 tapi, perawat itu menulis di pembukuan 160. Kemudian saya disuruh berbaring di tempat tidur pasien untuk menunggu pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan kesehatan. Tetapi, hingga hampir satu jam lebih saya belum mendapatkan pelayanan dari perawat RS. Hermina, sementara sakit yang saya alami semakin sesak napas ku dan sakit kepala juga kasian”beber MIW, Rabu (5/07/2023).
Karena terlalu lama menunggu sementara MIW tidak sanggup lagi menahan sakit akibat sesak nafas yang ia alami, dirinya MIW menyuruh anaknya untuk mmenyampaikan ke perawat kenapa dirinya hingga saat ini belum dilayani atau diberikan tindakan.
“Karena sakit saya tambah parah, saya menyuruh anak saya untuk menyampaikan ke perawat itu, tetapi apa yang diharapkan tidak sesuai, perawat tersebut malah mengatakan, hari ini sibuk jawab perawat yang bertugas di UGD. Padahal yang kami lihat perawat itu cuman di depan komputer saja dan katanya mereka melayani dulu yang mau meninggal dengan nada ketus ke anak saya. Karena mendapat perlakuan seperti itu saya pun merasa kecewa dan ingin berobat di tempat lain saja, ” terang MIW.
“Percuma ada BPJS mandiri kalau tidak dilayaniki, apalagi tidak pernahkah telat membayar,” kata MIW dengan persaan kecewa.
Karena tidak dilayani dengan baik oleh perawat di RS Hermina, sebelum meninggalkan rumah sakit MIW
menyampaikan ke oknum perawat akan melaporkan perlakuan yang ia terima. Tapi, bukannya takut malah oknum tersebut mengolok-olok MIW .
” Saya mendapat perlakuan lebih tidak manusiawi pak, bukan hanya tidak dilayani dengan baik, setelah saya tinggalkan rumah sakit saya malah diejek pak waktu saya mau keluar dari ruang UGD, perawat itu menunjuk ke arah pintu keluar dan berkata di situ pintu keluarnya dengan bahasa mengejek,” beber MIW ke kumbanews.
Sementara itu pihak rumah sakit Hermina yang diwakili oleh manajer pelayanan pasien didampingi manajer pelayanan medis dr Nur, berdalih bahwa walaupun pasien itu menggunakan BPJS atau umum bukan jaminan, apabila saat itu kamar full otomatis pasien tersebut akan ditolak.
“Mau dia pakai pribadi kek, mau pakai asuransi kek, tetap kami tolak. Kalau memang harus menjalani rawat inap apalagi kalau pada saat itu tidak ada kamar yang kosong alias full,” ucapnya ke media, pada Rabu (05/07/2023).
Ditambahkan manajer pelayanan pasien “pada saat pasien datang, perawat mengarahkan untuk berbaring, syukur itu Alhamdullilah di suruh baring dari pada duduk di kursi roda. Karena pada waktu ada pasien yang lebih gawat dari pada itu ibu, pasien kondisi berdarah darah robek arterinya, jeleknya di bilang lebih gawat dari itu ibu yang sesak napas dan tekanan darah tinggi. Ada yang emergency yang lebih gawat membutuhkan, jadi kami melayani dulu orang yang mau meninggal itu,”terangnya.
Usai melakukan pembelaan terhadap kelakuan oknum perawatnya yang diduga menelantarkan MIW hingga mengolok-olok pasien tersebut, tiba-tiba salah satu dari mereka yakni manajer pelayanan medis bernama dr Nur menyadari kalau mereka berdua direkam media. Dan kemudian dengan nada kesal menyampaikan ke media untuk tidak merekam pembicaraan mereka.
“Saya tidak mau bicara bila kita rekam, karena kita belum siap untuk di wawancara dan kita harus menyurat resmi dulu kalau ingin wawancara. Kami tidak bersedia untuk di rekam, kalau misalnya nanti kami menemukan pemberitaan yang tidak sesuai dengan pernyataan, kami akan menuntut balik,” tegas dr.Nur Sorayya manajer pelayanan medis di hadapan media .
Menanggapi pernyataan dari manajer pelayanan pasien, MIW dengan tegas menyangkal kalau ruang unit gawat darurat (UGD) rumah sakit Hermina full.
“Sebelum magrib saya masuk jelang shalat Isya baru saya dilayani, kalau dia bilang ruang UGD full itu tidak benar, karena saya dapat ji tempat tidur di Bed 4. Namanya juga pasien UGD semua pasti harus segera ditangani kan darurat, jadi mau pi mati di Hermina baru dilayani . Berebeda dengan rumah sakit Unhas yang langsung ditangani jadi terasa sakali bedanya. Saya rumah sakit Hermina karena saya sudah tidak tahan dengan penyakit sesak nafas waktu itu kebetulan dekat dari rumah anak saya jadi, saya suruh anak saya antarkan ke rumah sakit terdekat, ” tutup pasien MIW