Kumbanews.com – Anggota DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti diundang diskusi oleh fraksinya terkait kegaduhan gaji anggota DPR RI. Fraksi PDIP mengatakan Krisdayanti meminta maaf telah membuat gaduh dan membuat repot banyak pihak.
“Kami undang, bukan memanggil, karena kami selaku pimpinan ingin ada kesetaraan sesama anggota,” kata Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto kepada wartawan, Jumat (17/9/2021).
Selaku pimpinan Fraksi PDIP DPR RI, Utut Adianto ingin melihat motif apa yang disampaikan Krisdayanti. Menurut Utut, motif Krisdayanti tak ada yang jelek, apalagi jahat.
“Yang kedua, Mbak Krisdayanti kan memang bicara suasananya gembira karena artis. Kalau yang disampaikan data-data itu kan publik bisa mengetahui, tinggal ngomong, tinggal download saja, bisa diketahui,” ujar grandmaster catur ini.
Utut mengatakan memang ada kerawanan terkait perbedaan pendapatan dan penerimaan seorang anggota DPR RI. Penerimaan dana aspirasi atau dana reses berbeda dengan gaji dan tunjangan.
“Kalau pendapatan, saya bilang ke Mbak Krisdayanti, bisa buat beli apa, termasuk beli lipstik, beli stoking. Tapi kalau penerimaan, dan hal ini harus dikembalikan ke konstituen, itu harus dijalankan melalui reses dan kundapil, dan itu pun aturannya rigid ke 20 titik,” ujarnya.
Utut tak memungkiri apa yang disampaikan Krisdayanti soal gaji hingga dana aspirasi menimbulkan kegaduhan. Utut berharap anggota DPR dapat menghindari mispersepsi dalam menyampaikan informasi.
“Timbul kegaduhan, karena kan kita tahu angle-nya pasti akan dianggap ini terlalu banyak uang untuk anggota DPR, kan begitu. Itu sebabnya, diskusi kemarin, ya ke depan kita juga bisa memilah apa yang kita sampaikan potensi menimbulkan mispersepsi atau tidak,” ujar Utut.
“Kalau bisa menimbulkan mispersepsi, seperti yang terjadi sekarang, sebaiknya dihindari,” tambahnya.
Utut pun memberikan masukan kepada Krisdayanti agar tetap kritis dan tak menghilangkan karakter. Dalam pertemuan di fraksi itu, Utut mengatakan Krisdayanti meminta maaf merepotkan banyak pihak.
“Tetapi saya juga bilang, bahwa ke depan itu jangan hilang karakternya, kritis tetap boleh, harus rajin. Singkat kata, dia juga meminta maaf kepada fraksi, karena dengan ini merepotkan banyak pihak dan DPR termasuk yang di-bully, intinya itu. Tapi tidak ada marah-memarahi, tidak ada,” ucap Utut.
“Ya saya bilang, ‘Kamu ini diva’, kan dahulunya, kalau diva itu kan mengisi relung hati, kalau profesor-doktor mengisi kepala kita. Jadi intinya itu,” imbuhnya.
Senada dengan Utut Adianto, Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI Bambang Wuryanto mengatakan ada kebiasaan baru yang harus dilakukan Krisdayanti sebagai elite politik. Bambang, yang akrab disapa Pacul, mengatakan fraksinya akan membimbing setiap anggota Fraksi PDIP.
“Yang perlu dipahami ada perobahan strata sosial dari Krisdayanti yang mula-mula dari orbit profesional (artis) kemudian masuk orbit elite politik nasional (DPR RI), butuh adjustment kultur, butuh adjustment kebiasaan,” ujar Pacul.
“Tentu pimpinan fraksi akan membimbing para anggotanya untuk hal tersebut. Menjadi politisi adalah menjadi orang yang punya cita-cita memperbaiki kehidupan berbangsa. Dan dalam keputusan dan tindakannya mesti memahami kehidupan. Understand about life,” imbuhnya. (*)
detik