Kumbanews.com – Seiring dengan berlakunya tatanan normal baru (new normal) di berbagai sektor, pengelolah pasar tradisional yang tersebar di Tanah Air diminta meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian, diharapkan proses aktivitas perekonomian dapat berjalan selaras dengan aspek kesehatan.
Lemahnya pengawasan oleh pengelola pasar terhadap pedagang dan pengunjung pasar tradisional menyebabkan pandemi COVID-19 semakin tidak terkendali. Karenanya, pengelola pasar harus tegas menegakkan protokol kesehatan di lingkungan pasar.
Seperti halnya di tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) Paotere, masih banyak pedagang yang membandel dengan tidak mengikuti protokol kesehatan sesuai ketentuan, dengan memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, dan tidak melakukan pengecekan suhu tubuh.
Padahal pihak Kantor Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere telah menyiapkan tempat cuci tangan di beberapa titik, termasuk di pos pintu masuk. Para pengunjung bisa mencuci tangan sebelum masuk di area pelelangan ikan Paotere,tetapi banyak yang membandel tidak mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
” Masalah kita disini kesadaran masyarakat khususnya para pedagang dan nelayan yang tidak menghiraukan imbauan protokol kesehatan( WHO ) yang sudah diterapkan. Bahwa harus jaga jarak ( physical distancing). Dengan berbagai alasan lupa lah, sesak napas, dan lain- lainnya. Padahal kami telah menyampaikan agar selalu menggunakan masker dan menjaga jarak aman. Namun para, pedagang yang bandel itu mereka pedagang tangan ke tiga (3 ) yang biasanya jualan siang. “Ucap Drs Abbas Kepala PP Paotere, Rabu 24 Juni 2020.
Di tempat pelelangan ikan anggota TNI Angkatan Darat (AD), disiagakan untuk bertugas memantau aktivitas di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI ) Paotere, dengan jumlah prosonil 15 orang, setiap paginya, dan ini merupankan perintah dari Panglima TNI. Mereka juga bertugas memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar timbul kesadaran terhadap dirinya untuk mematuhi aturan pemerintah menjalankan protokol kesehatan Covid-19.” Kata Abbas.
Muallim Bahar yang juga aktivis mahasiswa dan Ketua LBH GPK Sulsel, menyebut penyebaran covid-19 di Makassar, begitu sulit dikendalikan belum lagi karena terjadi pelonggaran dan penghentian PSBB yang belum jelas uotputnya. Kini Makassar sempat menduduki posisi pertama dengan tingkat penyebaran virus corana tertinggi.
“Lantas apa sikap Pemerintah Kota Makassar, yang bagi kita secara kasat mata belum ada kerja real untuk memutus mata rantai covid-19?, sebagai contoh aktivitas di pelelangan ikan Paotere Makassar, yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Kalau pengelola pasar disiplin menerapkan protokol kesehatan, tentunya masyarakat serta pedagang akan mengikuti. Apalagi jika ada pedagang yang membandel, tidak mau mengikuti aturan, ya dikenakan sanksi. Semoga anggaran yang tinggi tak disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu,” ucap Muallim Bahar, Kamis, 25 Juni 2020.
Sementara itu Kapolsek Ujung Tanah AKP Ridwan Saenong, saat dimintai konfirmasi mengatakan, hal itu harusnya pemerintah kecamatan yang berwenang, pemerintah yang menaungi wilayah tersebut adalah Kecamatan Ujung Tanah, ” kami pihak kepolisian hanya bisa mem backup apa yang menjadi kebijakan pemerintah setempat dan menindak lanjuti sesuai arahan” tutup Kapolsek.
Penulis/ Editor: Muh Yusuf Hafid