Ilustrasi
Kumbanews.com – Waktu kematian merupakan salah satu rahasia Tuhan. Namun, para peneliti di Denmark mencoba menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memprediksi kapan hidup seseorang akan berakhir.
Memanfaatkan AI dan data dari jutaan orang, para peneliti yang jurnalnya diterbitkan oleh Nature Computational Science mencoba mengantisipasi tahapan kehidupan seseorang hingga akhir dengan sebuah program bernama Life2Vec AI.
Pencipta “kalkulator kematian” ini ingin mengeksplorasi pola dan hubungan yang dapat diungkapkan oleh program tersebut untuk memprediksi berbagai peristiwa kehidupan kesehatan atau sosial. “Ini adalah kerangka umum untuk membuat prediksi tentang kehidupan manusia. Ia dapat memprediksi apa pun jika Anda memiliki pelatihan data,” kata Sune Lehmann, profesor di Technical University of Denmark (DTU) dan salah satu penulis penelitian, seperti dikutip dari AFP, Kamis (21/3).
Menurut Lehmann, program ini memprediksi hasil kesehatan, seperti kesuburan atau obesitas. “Anda mungkin bisa memprediksi siapa yang akan terkena kanker atau siapa yang tidak terkena kanker. Tapi itu juga bisa memprediksi apakah Anda akan menghasilkan banyak uang,” ujarnya.
Algoritme ini menggunakan proses yang mirip dengan ChatGPT, yang menganalisis variabel yang berdampak pada kehidupan seperti kelahiran , pendidikan, tunjangan sosial, atau bahkan jadwal kerja. Tim ini mencoba mengadaptasi inovasi yang memungkinkan algoritma pemrosesan bahasa untuk memeriksa evolusi dan prediktabilitas kehidupan manusia berdasarkan rangkaian peristiwa yang terperinci.
“Dari satu sudut pandang, kehidupan hanyalah rangkaian peristiwa: Manusia dilahirkan, mengunjungi dokter anak, mulai bersekolah, pindah ke lokasi baru, menikah, dan seterusnya,” kata Lehmann. Para peneliti nenek moyang bahwa perangkat lunak tersebut bersifat pribadi dan tidak tersedia di internet atau untuk komunitas penelitian yang lebih luas untuk saat ini. Dasar dari model Life2Vec adalah data anonim dari sekitar enam juta orang Denmark, yang dikumpulkan oleh badan resmi Statistik Denmark.
Dengan menganalisis rangkaian peristiwa, para peneliti mengklaim dapat memprediksi hasil kehidupan hingga hembusan napas terakhir.