Kumbanews.com – Penerimaan Perserta Didik Baru (PPDB) SMPN 15 Makassar, tahun ajaran 2019, berjalan dengan sesuai apa yang diharapkan. Terutama yang selama ini menjadi viral di media sosial, media cetak, online dan kalangan masyarakat sekitar.
“Sistim zonasi pasti ada pro dan kontra, sebagia masyarakat pasti ada yang tidak dengan ikhlas menerima, tetapi pada dasarnya di SMPN 15 Makassar, sendiri Alhamdulillah mereka sebaliknya bersyukur karenanya sistim zonasi ini. Sebab dengan ada sistim tersebut mereka yang dekat dari sekolah insya Allah otomatis bisa diterima dan bersekolah di Smpn 15 Makassar.”Ucap Herni Marlinda, diruangan kerja pada Senin 15 Juli 2019.
Lanjut Marlinda, “terkait siswa yang ditolak, itu sebenarnya bukan ditolak, tapi kembali lagi ke sistim dan aturan dari segi nilai, hasil rekrumennya aplikasi yang terprogram dari telkom. Dan sekolah kami dek’ membuka juga non zonasi, jalur prestasi namanya. Jalur prestasi ini terbagi dua yaitu ;
1.Prestasi akademika yang nilainya tinggi.
2.Non akademika anak yang punya bakat seperti, tari, basket dan olahraga lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan sertifikat, piagam yang mereka dapatkan. Juara nasional ada nilai 90 sampai tingkat kecamatan, untuk ini lah yang mendapatkan masuk non zonasi.”Tutur Herni Marlinda.
“Untuk kelas sendiri sebenarnya kami menyiapkan 10 kelas, sesuai capaian terget kementerian yang resmi.Tetapi karena ada sekolah baru SMPN 55 Jalan Timbuseng dan SMPN 54 yang di Tanjung Bayam.Maka saya selaku pimpinan yang tetap mendukung program dinas pendidikan kita di Makassar, menolak privikasi siswa/siswi yang dekat dari sekolah baru tersebut, jadi sekarang saya cuma buka 8 kelas dari 272 siswa/siswi yang ada.”Kata Herni Marlinda.
“Sementara untuk siswa yang baru ini, mereka kiranya dapat menyesuaikan dirinya. Karena suasana belajar berbeda dengan SD dan SMP. Seperti yang saya sampaikan tadi kalau kelas 7 itu masih terbawah kebiasaan di SD yang mereka anggap satu guru saja yang mereka hadapi. Disini mereka harus siap menghadapi 12 krakter guru yang berbeda. Kiranya harapan saya untuk siswa/siswi atau anak – anak ku harus bisa menyesuaikan diri mereka dan harus siap mengikuti tata tertib dan aturan sekolah.” Tutup Herni Marlinda. (*)
Muh. Yusuf Hafid