Kumbanews.com – Tantangan ekonom muda, Bhima Yudhistira kepada Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara berdebat merupakan hal yang positif.
Apalagi, kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, debat tersebu membahas mengenai Kartu Prakerja yang selama ini diasumsikan ada penyalahgunaan wewenang oleh Belva Devara.
Pemilik perusahaan Ruang Guru itu, sambung Ujang, bisa memanfaatkan debat untuk meluruskan polemik yang terjadi.
Jika tak merasa bersalah dan tidak ada apa-apa di belakang penunjukan Ruang Guru sebagai aplikator Kartu Prakerja, maka Belva seharusnya berani menerima tawaran debat terbuka itu.
“Agar publik tahu bahwa apa yang dilakukan Belva menjadikan perusahaannya sebagai penggarap pelatihan online Kartu Prakerja bisa dipertanggungjawabkan secara luas kepada publik,” ungkapnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/4).
Selain itu, Ujang menduga sepertinya ada banyak hal yang ditutup-tutupi oleh pihak istana. Apapun alasannya, kata dia, seorang stafsus presiden atau pejabat negara atau orang lingkaran presiden, sejatinya tidak boleh ambil proyek dari pemerintah.
Apalagi dengan menggunakan perusahaan pribadi,” sindir Ujang. (Rm)