Kumbanews.com -Harapan memajukan bisnis, mendobrak birokrasi hingga menghilangkan mafia yang sempat dinarasikan pemerintah saat mengangkat Basuki Tjahaja Purnama sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) kini hanya omong kosong.
Demikian pendapat Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul dalam menanggapi kerugian PT Pertamina yang mencapai Rp 11 triliun di kuartal pertama tahun 2020.
“Bicara Pertamina adalah bisnis, makanya pro dan kontra dulu saat pengangkatan Ahok tujuan utamanya itu membuat kinerja Pertamina baik, jika bicara parameter Pertamina ya jelas kinerja bisnisnya dalam arti keuntungan,” kata Adib dilansir RMOL, Selasa (25/8).
Namun yang terjadi sebaliknya. Bukannya untung, Pertamina justru merugi di bawah kepemimpinan Ahok. Baginya, sembilan bulan pengangkatan Ahok menjadi Komut bukanlah waktu yang sebentar.
Sehingga, kata dia, wajar publik kembali mempersoalkan pengangkatan Ahok yang digadang-gadang akan makin menaikkan kinerja perusahaan minyak nasional itu.
“Karena kan dulu pemerintah menampik bahwa ini (pengangkatan Ahok) adalah bagi-bagi kue kekuasaan,” lanjut Adib.
Argumen pemerintah mengangkat Ahok akan menjadi benar ketika kinerja atau keuntungannya naik, bukan malah sebaliknya. Oleh karena itu, sembilan bulan kepemimpinan Ahok dinilai sudah cukup membuktikan kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu di lingkungan Pertamina.
“Kalau rugi ya sama saja pemerintah hanya bagi-bagi kue kekuasaan,” demikian Adib. (Rm)