Penjualan Poster Jokowi dan Maruf Amin Lesu Gelora News

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Tinggal menghitung hari, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin akan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Foto dan Poster mereka bakal dipajang di ruangan kelas sekolah, kantor dan instansi.

Momen ini tentu menjadi momen yang ditunggu-tunggu para pedagang poster dan foto serta figura. Karena pasti banyak yang mencari. Namun menurut pengakuan sejumlah pedagang di kawasan Jalan Hasanuddin HM, Banjarmasin Tengah, mengaku jualannya sangat sepi.

Bacaan Lainnya

“Karena presiden yang terpilih sama agak kurang, paling-paling orang membeli poster wakilnya, coba kalau yang terpilih Prabowo pasti dagangan rame,” tutur pria kelahiran Nusa Tenggara Barat (NTB) 65 tahun silam ini.

Satu poster ukuran 25 cm x 35 cm biasanya dia jual 5.000 rupiah, jika ditambah dengan figuranya, pelanggan harus merogoh kocek sebesar 35 ribu rupiah.
Dulu, sebelum pelantikan di periode pertama, sudah ramai orang membeli. “Tapi sekarang berbeda,” ucap pria yang sudah berdagang figura dan poster selama 30 tahun ini.

Warga Jalan Sungai Andai Komplek Batu Virus ini mengenang dulu tidak hanya ukuran kecil yang diborong melainkan sampai ukuran 30 cm x 40 cm. Tidak jarang ada yang membeli tiga pasang termasuk poster Burung Garuda Pancasila.

“Dulu bisa sampai 5 pasang per hari, buka dari jam delapan pagi sampai sekarang baru 1 saja laku sudah alhamdulillah, dulu jangan ditanya bisa sampai 200-300 ribu, campur sama jual figura ya,” ucapnya sembari tersenyum.

Sama dialami Husaiani (68). Pedagang figura dan poster warga Gang Penatu ini menuturkan penjualan poster presiden dan wakil presiden memang mengalami penurunan sangat drastis jika dibanding pada saat pergantian presiden.

“Sekarang memang pasaran lagi lesu, hari ini saja baru satu pasang,” kata pria yang biasa disapa Kai Usai.

Kai Usai yang berjualan poster selama puluhan tahun ini menyebutkan, paling banyak yang membeli poster presiden atau wakil presiden sekolah-sekolah saja. Sebab poster tersebut dipajang di ruang kelas. Harga yang disebutkannya juga tidak jauh berbeda dengan Bono.

“Cuma pegawai sekolah saja yang banyak membeli, kalau dulu kantoran juga banyak,” pungkasnya. (gmp/ran/ema)[pk]

Pos terkait