Pertemuan Bos Partai Tak Perlulah Dilabeli Silaturahmi Kebangsaan, Mereka Hanya Wakili Diri Sendiri

  • Whatsapp

Kumbanews.com – Pertemuan ketua partai politik yang belakangan ini makin sering ditunjukkan seiring dengan detik-detik pengumuman susunan kabinet baru menjadi pemberitaan hangat di media massa mainstream.

Terbaru, pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (sebelumnya jadi oposisi pemerintah) dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (pendukung pemerintah) dengan sebutan “silaturahmi kebangsaan.” Kemudian malam nanti rencananya dilanjutkan dengan pertemuan Prabowo dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dengan mengusung tema “sabuk pengaman bangsa.”

Bacaan Lainnya

Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris menilai sah-sah saja pertemuan semacam itu. Hanya saja pelabelan pertemuan itu yang agaknya mengusik perhatiannya.

“Musim semi silaturahmi politik tampaknya sedang trend. Silakan saja para elite bersilaturrahmi. Tapi tidak perlulah dinamai aneh-aneh seolah begitu hebat, misal sebagai “sabuk pengaman kebangsaan”, atau “silaturahmi kebangsaan”, dan seterusnya. Faktanya mereka hanya mewakili diri mereka sendiri,” kata Syamsuddin melalui akun Twitter @sy_haris, hari ini.

Sebelum itu, Syamsuddin menilai para elite politik saling sapa dan bertemu tentu positif. Dia berharap pertemuan-pertemuan yang dilabeli “silaturahmi kebangsaan” tersebut benar-benar untuk kepentingan rakyat dan bangsa, bukan sekadar bicara politik jangka pendek, yakni soal siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana.

Sementara itu, sosiolog Musni Umar mengapresiasi pertemuan itu.

Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta berharap pertemuan kedua pimpinan partai berdampak positif bagi negara. Selain itu, dia berharap kedua elite mencapai kesamaan visi untuk mewujudkan tujuan Indonesia merdeka sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, khususnya sila keadilan sosial.

Dikatakan, Prabowo dan Surya Paloh merupakan tokoh yang memimpin partai besar. Kedua partai memiliki posisi penting di lembaga legislatif dan yudikatif juga mempunyai kader yang duduk di pucuk pimpinan lembaga itu.

“Kita apresiasi pertemuan tersebut karena kita melihat setiap pertemuan para tokoh itu diharapkan menciptakan suasana yang mendorong bangsa ini tumbuh dan berkembang. Karena bagaimanapun mereka tidak hanya menjadi pimpinan partai politik, tetapi juga memiliki bisnis yang cukup besar, dan saya kira keduanya sangat menyintai negeri ini,” kata Musni melalui Youtube.

Masyarakat, kata Musni, tentu tidak ingin negeri ini terus terpuruk dan tentu tidak ingin membiarkan orang-orang asing menguasai. Masyarakat, kata Musni, tidak ingin negeri ini kacau. Sebaliknya, masyarakat ingin Indonesia bersatu dan berkembang sebagaimana negara-negara maju di dunia. [ak]

Pos terkait